kabartuban.com – Suhu dingin yang melanda wilayah Jawa timur tak terkecuali Kabupaten Tuban belakangan ini bukan disebabkan oleh fenomena aphelion, melainkan merupakan dampak alami dari musim kemarau. Hal itu disampaikan Kepala Stasiun BMKG Kelas III Tuban, Muchammad Nur, Kamis (10/7/2025).
“Cuaca dingin di malam hari merupakan ciri khas musim kemarau. Sedikitnya tutupan awan membuat radiasi panas matahari di siang hari langsung dipantulkan kembali ke angkasa, sehingga suhu malam menjadi lebih dingin,” jelasnya saat dikonfirmasi.
Nur menegaskan bahwa fenomena aphelion yakni kondisi ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari tidak berdampak langsung terhadap cuaca ekstrem di suatu wilayah.
“Aphelion merupakan fenomena astronomis berskala global dan tidak menyebabkan perubahan suhu secara signifikan,” tegasnya.
BMKG memperkirakan suhu dingin ini akan terus berlangsung hingga puncak musim kemarau pada Agustus mendatang. Untuk itu, masyarakat diimbau mengenakan pakaian hangat, terutama saat beraktivitas pada malam hingga dini hari.
“Gunakan jaket atau sweater jika harus keluar malam atau berolahraga pagi,” tambah Nur.
BMKG juga mengingatkan masyarakat agar selalu memperbarui informasi cuaca melalui situs resmi, media sosial @infobmkg, atau aplikasi InfoBMKG guna mengantisipasi potensi cuaca ekstrem. (fah)