kabartuban.com – Sekitar Tiga bulan berselang sejak temuan ulat pada menu Makan Bergizi (MBG) di SMA Negeri 1 Tambakboyo dan SMK Tambakboyo pada 15 Juli lalu, kini masalah serupa kembali mencuat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Glondonggede, yang menjadi penyedia program makan gratis tersebut, kembali menjadi sorotan setelah delapan siswa SMKN Tambakboyo diduga mengalami keracunan makanan.
Insiden ini terjadi usai para siswa menyantap menu MBG pada Senin (14/10/2025) siang. Menu yang disajikan saat itu berupa nasi goreng dengan lauk telur ceplok dan buah naga sebagai pencuci mulut. Tak lama setelah makan, beberapa siswa mulai mengeluh pusing, mual, dan muntah, hingga harus dilarikan ke Puskesmas Tambakboyo untuk mendapatkan perawatan.
Salah satu wali murid, yang enggan disebut namanya, mengaku kaget saat menerima kabar anaknya dilarikan ke puskesmas.
“Saya lagi di sawah, tiba-tiba ditelpon katanya anak saya keracunan. Saya langsung lari ke puskesmas, ternyata anak saya sudah berbaring di ranjang. Katanya pusing setelah makan nasi goreng dari MBG itu,” tuturnya dengan nada cemas.
Ica salah satu siswi kelas 10 jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) mengeluhkan rasa nasi yang “aneh” dan lengket di ompreng, berbeda dari biasanya.
“nasinya kayak lengket, rasanya juga aneh. Setelah makan itu langsung pusing, dan muntah,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu siswa lain, Diva, mengaku tidak memakan nasi MBG, hanya mencicipi buah naganya saja. Namun, buah tersebut pun ternyata pihaknya menmukan ada ulat kecil di dalamnya sehingga ia tidak melanjutkan makan buah tersebut.
“Aku cuma makan buah naga setengah, pas dilihat ternyata ada ulatnya,” ujar Diva lirih.
Paman salah satu korban yang juga enggan disebut namanya mengatakan, delapan siswa tersebut dibawa ke puskesmas secara bertahap.
“Yang pertama berangkat sekitar pukul 12.00 WIB, kemudian disusul keponakan saya sekitar pukul 14.00 WIB, dan sekitar pukul 15.00 bertambah lagi,” jelasnya.
Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan wali murid. Pasalnya, SPPG Glondong Gede sebelumnya juga pernah bermasalah dengan kualitas makanan MBG di sekolah yang sama pada 15 Juli 2025, ketika ditemukan ulat di menu lauk pauk.
Menanggapi hal tersebut, Danramil Tambakboyo Kapten Teguh Hariwibowo membenarkan adanya dugaan keracunan yang dialami delapan siswi SMKN Tambakboyo akibat konsumsi makanan MBG.
“Dari total delapan siswi, satu sudah pulang. Saat ini tujuh siswi lainnya kondisinya sudah membaik dan diperkirakan malam ini semuanya diperbolehkan pulang,” terangnya.
Saat disinggung mengenai kelengkapan izin SPPG, pria asal Widang itu menyebut sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) masih dalam proses. Ia memastikan akan dilakukan evaluasi menyeluruh mengingat ini merupakan kejadian kedua yang melibatkan SPPG yang sama.
“Untuk mengetahui secara pasti penyebab keracunan, kita tunggu hasil laboratorium dari Dinas Kesehatan,” tambahnya.
Kasus ini menambah daftar panjang persoalan kebersihan dan pengawasan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi (MBG) di Kabupaten Tuban. Program yang sejatinya diharapkan menyehatkan siswa, kini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. (fah)