kabartuban.com – Atas tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum TNI AU terhadap Array Argus Jurnalis Tribun Medan dan Andry Safrin jurnalis MNC TV saat meliput aksi warga Sarirejo yang mempertahankan tanah mereka yang ingin dijadikan rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) di Medan, membuat sejumlah wartawan di Kabupaten Tuban menggelar aksi solidaritas di Tugu Adpada Pancasila.
Dari pantauan kabartuban.com, puluhan wartawan tersebut menjinjing sejumlah poster, mereka berdiri di bawah tugu pancasila, mereka mengecam tindak kekerasan aparat negara itu dengan berbagai tulisan, diantaranya “Stop Kekerasan Jurnalis”, “Lunturnya Demokrasi oleh TNI AU”, “Kami Cari Berita Bukan Gara-gara”, “Aparat Pelindung Rakyat Bukan Penindas”, dan “Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis”.
“Kami benar-benar mengutuk perbuatan oknum TNI di Medan yang melakukan kekerasan,” kata Eddy Pornomo selaku koordinator aksi kepada kabartuban.com, Selasa (16/8/2016).
Eddy melanjutkan, teaterikal ini mencontohkan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan oleh oknum TNI. Apalagi TNI adalah penjaga keamanan bukan tukang pukul warga.
“Sebaiknya, TNI yang mengatasnamakan negara membaca dan menerapkan sila kedua ini supaya hidup ini lebih beradab,” pungkasnya.
Menurutnya, Peserta aksi memilih titik Monumen Adpada Pancasila sebagai ujung aksi, karena monumen tersebut mengungkap nilai pancasila sebagai simbol negara, di antaranya sila ke dua yang berbunyi, ‘Kemanusian yang adil dan beradab’.
Terpisah, Ketua Ronggolawe Pers Solidarity (RPS) Khoirul Huda mengatakan, kekerasan terhadap Jurnalis oleh oknum TNI AU di Medan tidak patut dilakukan. Menurut wartawan Koran Harian Bhirawa itu, jika di gegeri ini masih ada kekerasan terhadap jurnalis, maka bangsa ini belum bisa dikatakan merdeka.
“Tugas jurnalis itu di lindungi Undang-undang, jurnalis adalah tugas mulia, sekali lagi jika masih ada kekerasan terhadap para jurnalis, maka Indonesia belum merdeka,” tegas Huda
Selain membawa poster berisi kritikan, mereka juga menggelar teatrikal, dua jurnalis di ikat dan dipukuli, untuk menggambarkan arogansi oknum NTI AU di Medan. (har)