kabartuban.com – Setelah hampir satu malam penuh sebagian besar wilayah di Kabupaten Tuban diguyur hujan disertai gemuruh halilintar, sejak pagi hari ini hujan masih terus mengguyur sejumlah wilayah. Bahkan, beberapa daerah mulai terancam banjir bandang, Minggu (6/12/2015).
Di Kecamatan (kota) Tuban, sejak pagi hari mendung terus menggantung di langit. Semakin siang mendung semakin menghitam, air masih akan terus turun menyusul hujan semalam. Sedangkan, sebagian wilayah di kecamatan lain sudah turun hujan sejak pagi. Diantaranya, Jatirogo, Plumpang, Rengel, dan sebagian wilayah Merakurak masih terendam air akibat hujan semalam.
“Hujan tadi malam sangat luar biasa, hujan pertama langsung bikin merinding. Gluduk nggak karuan, petirnya lama nggak berhenti. Di tempat saya (Kelurahan Doromukti) air sampai masuk rumah tadi malam,” kata Hidayat, salah satu warga setempat.
Senada dengan Hidayat, Khoirudin warga Kecamatan Merakurak mengatakan, “Hujan lebat bisa jadi banjir lagi kayak dulu. Di Kapu air sudah ke mana – mana, biasanya mengalir sampai ke jalan Merakurak. Sepertinya ini masih akan hujan, langit dari sudah dan gelap dan sebentar-sebentar ada hujan gerimis. Meskipun nggak lebat, kalau terus-terusan ya banjir betulan ini,” kata Khoirudin saat bertemu kabartuban.com di salah satu titik jalan di Desa Kapu.
Sementara itu, pihak Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban belum memberikan pernyataan resmi terkait turunnya hujan lebat yang mengguyur Tuban dan kemungkinan waspada banjir. Hujan masih terus turun dengan intensitas rendah di sejumlah wilayah hingga siang hari.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiono mengatakan, prediksi Badan Meterologi Kimatolog dan Geo Fisika menyebutkan bahwa hujan yang sempat turun di beberapa wilayah Jawa Timur masih dengan intensitas rendah. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Tuban sendiri, musim hujan diperkirakan pada akhir Desember atau awal Januari.
“Hujan yang sudah turun ini belum dapat dikatakan musim penghujan, indikatornya, munculnya air permukaan yang sampai sekarang juga belum dapat kita lihat,” tutur Joko Ludiono.
Joko menambahkan, luasan wilayah kekeringan setidaknya masih terjadi di 12 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Parengan, Grabagan, Semanding, Senori, Bangilan, Kerek, Montong, Soko, Rengel, Bancar, Jatirogo dan Kenduruan. (im/riz)