kabartuban.com – Kelurahan Perbon di Kecamatan Tuban telah lama dikenal sebagai pusat pembuatan tusuk sate berkualitas. Industri rumahan ini menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian warga Perbon selama bertahun-tahun, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha ketika permintaan tusuk sate melonjak drastis.
Di Perbon, produksi tusuk sate merupakan aktivitas yang menghidupkan perekonomian lokal. Dengan bahan utama bambu yang mudah ditemukan di daerah sekitar, para pengrajin mampu memproduksi tusuk sate dalam jumlah besar. Salah satu perajin, Raminah (55Th), menjelaskan bahwa pada hari biasa, dia hanya memproduksi sekitar 20-30 ikat tusuk sate, dengan setiap ikat berisi 90 tusuk. Menjelang Idul Adha, produksinya meningkat secara signifikan untuk memenuhi permintaan yang bertambah.
“Iya, pastinya pesanan lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Harga yang biasanya Rp1.500 per ikat, menjelang hari raya saya jual dengan harga Rp2.000 per ikat,” ujar Raminah, Sabtu (1/6/2024).
Proses pembuatan tusuk sate di Perbon cukup sederhana namun memerlukan ketelitian. Bambu dipotong sesuai ukuran, kemudian diasah hingga halus dan dipotong menjadi tusuk-tusuk kecil. Setelah itu, tusuk-tusuk tersebut disortir berdasarkan ukurannya sebelum akhirnya diikat dan siap dijual.
Lonjakan pesanan tusuk sate menjelang Idul Adha membawa dampak positif bagi perekonomian pengrajin tusuk sate di Perbon. Para pengrajin menikmati peningkatan pendapatan yang membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan lebih baik. Peningkatan produksi ini tidak hanya menunjukkan keahlian dan dedikasi para pengrajin, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya industri rumahan dalam menopang ekonomi lokal. (zam/zum)
