kabartuban.com – Di tengah penyebaran Virus Corona di Jawa Timur, petani di Kabupaten Tuban masih bekerja dan bertani seperti biasa. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak membuat sejumlah petani di Tuban menghentikan aktifitas pertaniannya. Dalam aktifitas kerjanya, para buruh tani menerapkan protokoler kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah, Selasa (07/04/2020)
Sebagian masyarakat percaya, virus corona menjadi lamah pada kondisi cuaca yang panas. Para buruh tani, nelayan, dan kuli bangunan dipercaya cukup minim resiko terjangkit virus corona, karena kerja di bawah cuaca panas.
“Kita mesti tetap waspada, namun bagi mereka yang setiap hari bekerja di bawa terik matahari akan sangat minim resiko terkena virus corona. Menurut referensi yang saya baca begitu,” kata Chanif salah satu tokoh masyarakat di Tuban.
Salah satu buruh pertanian jagung di Kecamatan Semanding mengatakan, dirinya tetap bekerja namun tidak berani ke luar kota. Karena faktor ekonomi membuatnya harus menepis rasa takut kepada Covid-19, agar tetap bisa bekerja dengan tenang.
“Dibilang takut ya nggak takut kalau kerja di daerah sini saja, soalnya orang daerah sini tidak ada yang habis keluar kota. Tapi kalau disuruh mburuh di luar daerah atau di luar desa sudah ndak berani saya,” kata Wanti, salah satu pekerja pertanian jagung di Semanding.
Senada dengan Wanti, seorang pekerja pertanian jagung yang lain mengatakan, dirinya harus tetap bekerja dan yang penting tetap berhati – hati agar tidak bersinggungan dengan orang yang berpotensi corona dan menjalankan protokol kesehatan.
“Tempat kerja kita kan di tempat panas, saya pikir ndak apa. Pokoknya sering cuci tangan dan bersih-bersih badan setelah bekerja,” kata Muji saat berbincang dengan wartawan media ini.
Sementara itu, Kepala Desa Prunggahan Kulon Siswoko mengatakan, petani yang tetap melakukan aktiftas pertanian itu masih wajar, selama tidak ada orang yang membawa penyebaran wabah tersebut.
“Aktifitas pertanian itu masih wajar, yang penting sudah tahu himbauan pemerintah. Paling tidak mereka bisa menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat dari luar daerah,” terang Siswoko.
Lebih lanjut Siswoko menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyemprotan mulai jumat tanggal 27 Maret. Sasarannya Balai Desa, Balai Dusun, dan Massjid di Seluruh Desa Prunggahan Kulon. Kemudian dilanjutkan Swadaya masyarakat penyemprotan di lingkungan masing-masing. (wi/dil)