kabartuban.com – Banjir akibat luapan sungai bengawan solo di Tuban, Jawa Timur semakin memprihatinkan. Ketinggian air bahkan mencapai dua meter dan mengisolir sembilan desa di tiga kecamatan. Akibatnya warga pun terpaksa berjalan kaki menerjang banjir agar dapat beraktifitas. Bahkan warga terpaksa merelokasi hewan peliharaanya ke tempat yang lebih tinggi.
Sembilan desa yang terisolasi banjir masing-masing adalah enam desa di Kecamatan Rengel, antara lain Desa Ngadirejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Bulurejo, dan Kanorejo. Sementara dua desa di kecamatan widang yakni Desa Jepuro dan Desa Patihan, serta dua desa di kecamatan plumpang yaitu Desa Kebomelati dan Desa Pencol.
Diantara daerah tersebut, kondisi terparah salah satunya menimpa desa ngadirejo dan kanorejo, di Kecamatan Rengel. Diwilayah ini, genangan air tak hanya merendam rumah warga namun juga menutup seluruh akses utama menuju desa dengan ketinggian air mencapai satu hingga satu setengah meter. Agar dapat beraktifitas, sejumlah warga terpaksa berjalan kaki menerobos banjir, hampir sejauh satu kilometer agar sampai ke jalan raya.
Akibat banjir ini, warga pun terpaksa merelokasi hewan ternaknya ke tempat yang lebih tinggi. Selain masih bertahan dirumah sambil menunggu banjir surut, sebagian warga pun juga terpaksa harus pindah ke rumah familinya dengan membawa perabotan rumahnya.
Satam seorang warga mengatakan, selain mengisolir sembilan desa di tiga kecamatan tersebut, banjir luapan bengawan solo di tuban ini juga merendam ratusan rumah lainnya di tiga desa diwilayah kecamatan soko, diwilayah ini ketinggian air baru berkisar 30 hingga 50 centimeter.
Warga berharap agar pemerintah daerah menyalurkan bantuan, baik berupa makanan maupun perahu untuk mengangkut aktifitas barang barang warga. (s-one)