kabartuban.com – Kian hari kota Tuban semakin padat. Pertumbuhan ekonomi Bumi Ronggolawe yang dipacu pertumbuhan sektor industri, membuat kota yang melahirkan tim kesebelasan Persatu ini semakin padat dan hingar bingar.
Menjelajah pusat kota Tuban, kita akan melewati jalur kota yang sebagian besar satu arah (dengan kendaraan roda 4 ke atas). Suasana kota Tuban tidak terlalu sesak seperti kota – kota besar yang lain. Beberapa ruas jalan di kota yang akhir – akhir ini dijuluki Bumi Wali, nampak cukup lengang.
Setidaknya ada 2 ruas jalan yang hampir tak pernah sepi dan menjadi bagian dari kawasan perkotaan (urban) Tuban, yaitu jalur utama di tengah pusat kota Jl. Basuki Rahmat yang membujur dari timur hingga sisi barat kota, dan Jl. Pemuda yang membentang dari titik tengah kota hingga jalan utama pantura di jalan garis utara kota Tuban.
Seiring dengan gerak laju perekonomian dan kebutuhan hidup di Tuban, Jl. Pemuda terus berkembang hingga menjadi salah satu pusat pertokoan di Tuban. Ratusan pertokoan berjajar di kanan dan kiri jalan, hingga di beberapa titik trotoar tidak luput dari sasaran pedagang sebagai tempat menggelar dagangannya.
Salah seorang pedagang trotoar yang ditemui kabartuban.com di tempat tersebut mengatakan, “Saya ini sebenarnya dagangnya di pasar, cuma kalau di pasar sudah sepi saya ke sini. Di sini ramai, lumayanlah bisa habis kemudian pulang,” kata Supinah, perempuan paruh baya yang mengaku datang dari desa di sebelah barat kota. Rabu (22/7/2015)
Di sepanjang jalan pemuda tersebut juga sudah sangat dikenal sebagai pusat jual beli jajanan, pada saat pagi dini hari. Ramainya para pedagang dan pembeli di pagi buta tersebut, sempat menarik perhatian pihak Dinas Perekonomian dan Pariwisata.
Ditemui di kantornya beberapa waktu yang lalu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban, Sunaryo mengatakan, “Hal itu (pasar kaget) itu memang sangat menarik. Tidak ada yang mengkoordinir dan memprogram, namun secara alami para pedagang itu satu persatu berkumpul dan menjadi ramai seperti itu,” ungkap Sunaryo.
Lebih lanjut pegawai yang cukup aktif dalam berkesenian tersebut juga menambahkan, “Sebenarnya sempat pernah akan disentuh dengan program dari Dinas, tapi saya pikir hal itu tidak perlu. Kita lihat saja perkembangannya, dan nanti kalau diperlukan kita akan fasilitasi, itu sudah cukup,” tandasnya.
Sementara itu, hampir semua banguna yang berada di pingir jalan pemuda kini sudah menjadi beraneka ragam pertokoan. Mulai toko Alat Tulis Kantor (ATK), sepatu, distro, pakaian, hingga toko kayu batangan, semua ada di Jl. Pemuda. Jalan yang memisahkan Kelurahan Kutorejo dengan Sidomulyo tersebut juga dipenuhi barisan sepeda motor dan kendaraan lain yang terpaksa parkir di badan jalan, karena hampir semua toko yang ada tidak memiliki lahan parkir.
Pertokoan yang mayoritas dimiliki warga keturunan Arab tersebut buka mulai pukul 9 pagi hingga 10 malam. Ramainya pertokoan dan pedagang di trotoar, membuat jalan Pemuda semakin sesak dan padat. Setiap hari banyak warga kota yang berjalan – jalan untuk menikmati ramainya kota dan sekedar berbelanja. (iim sahlan)