SMK Tak Harus Buka Jurusan Migas

1094
Sucipto, Kepala SMKN 3 Tuban.

kabartuban.com – Mega proyek kilang minyak Pertamina-Roneft yang rencananya akan dimulai proyeknya tahun ini, tidak harus membuka jurusan baru perminyakan bagi sekolah kejuruan (SMK) sebagai langkah menyiapkan tenaga siap kerja (5/5/2017).

Kepala sekolah SMKN 3 Tuban, Sucipto justru menangkap peluang lain dalam rangka pemenuhi kebutuhan pasar, yang diprediksi akan semakin pesat seiring dengan perkembangan industri di Kabupaten Tuban, yakni jurusan teknik pendingin.

“Jurusan ini insya allah kita mulai tahun depan (2018),” ujar Sucipto.

Menurut Sucipto,  menangkap peluang industri tak hanya dapat dilakukan dengan terlibat secara langsung dalam industri. Namun efek lain dari keberadaan indurtsi juga dapat dimanfaatkan pula sebagai peluang baru.

“Melihat Tuban kedepan, bukan tidak mungkin kebutuhan alat pendingin semakin banyak, peluang itu yang akan kita tangkap,  sejauh ini baru ada di Kabupaten Gresik, insya allah Tuban selanjutnya,” terang kepala sekolah Ring satu perusahaan Semen Indonesia ini.

Lebih lanjut kata dia, jika semua sekolah kemudian membuka jurusan Migas dalam rangka menyongsong kilang Tuban, persaingan akan semakin tidak bagus, sebab akan terlalu banyak yang nanti menelurkan lulusan Migas, sementara tidak semua akan tertampung. Disisi lain ada jurusan yang sebenarnya mampu menunjang justru tidak ada.

“Kerja di Migas tidak harus lulusan jurusan Migas, kimia industri misalnya, bisa lho di Migas, teknik mesin bisa juga masuk perusahaan Migas, karena industri itu kebutuhanya beragam keahlian,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur, Cabang Tuban, Edi Sukarno menyampaikan, sekolah memang perlu menyiapkan SDM menuju kilang Tuban, dan hal itu menjadi tanggung jawab Lembaga pendidikan SMK.

“Penyiapan tenaga kerja adalah tanggung jawab sekokah kejuruan, ini yang harus disiapkan,” kata Edi (5/5/2017).

Mantan Kepala SMAN Montong ini lebihlanjut menjelaskan, untuk kilang tuban tidak mesti semua sekolah membuka jurusan perminyakan, karena itu akan menutup peluang lain yang mestinya perlu ditangkap sekolah, disamping langsung di induatri Migasnya.

“Soal jurusan itu, kami memang mengusulkan ada, namun tidak semua sekolah harus punya,” imbub Edi. (Luk)

/