kabartuban.com – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lama mengancam financial hampir semua elemen masyarakat, seperti pengusaha dan juga pedagang. Bahkan para pelaku jasa angkutan umum juga mengalami penurunan pendapatan. Hal ini disebabkan tak hanya pada pandemi saja, tetapi gempuran dari trasnportasi online yang merebak pada saat ini.
Adi (50) salah seorang sopir angkutan kuning yang sedang menunggu penumpang di Pasar Baru Tuban mengaku bahwa saat ini lebih banyak orang yang senang naik grab (transportasi online) ketimbang naik angkutan umum.
“Saingannya sekarang banyak seperti grab gitu penumpang makin sepi lama-lama, kala nggak narik pajak tetep jalan dan bahan bakar juga harus diisi,” jelasnya, Kamis (06/01/2022).
Pria yang bertempat tinggal di Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo menjelaskan mulai menarik penumpang pada pukul 06.30 atau pukul 07.00 karena biasanya jam tersebut ramai dengan anak-anak yang akan berangkat sekolah. Tarif yang dikeluarkan untuk anak-anak sekolah adalah Rp3000 dan untuk umum sendiri Rp5000.
Adi mengaku pendapatan yang ia dapatkan jika keluar pada pagi hari sampai nanti sore berkisar Rp160.000 dan bisa lebih tergantung pada hari itu banyak penumpang apa tidak
”Kalau keluar pagi jam 7 sampai pukul 3 sore yang dapatnya Rp160an tapi kadang-kadang bisa lebih,” jelasnya.
Pria umur 50 tahun itu juga berharap agar kedepannya angkutan juga bisa bersinergi bersama grab online seperti yang saat ini digunakan oleh banyak orang melalui aplikasi agar angkutan-angkutan umum lain tetap bertahan dan tidak hilang termakan zaman.
Perlu diketahui untuk angkutan umum baik warna kuning dan warna hijau saat ini sudah hampir berkurang dan bisa dihitung jumlahnya karena makin hari kian makin sepi penumpang. (hin/dil)