kabartuban.com – Banjir akibat luapan sungai bengawan solo, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur terus meningkat. Ketinggian air mencapai dua sampai dua setengah meter. Warga yang masih bertahan dirumah mulai kehabisan setok pangan dan berharap bantuan dari pemeritah. Sebagian warga yang rumahnya berada di dataran rendah dan terendam air banjir, terpaksa harus mengosongkan rumahnya. Mereka memilih mengungsi ke rumah familinya. Sementara rumah warga yang berada di dataran tinggi, mereka enggan mengungsi. Meskipun kondisi rumahnya dipenuhi air banjir, warga tetap beraktifitas. Salah satunya adalah keluarga ibu Ramijah. Bersama tetangga-tetangganya yang lain, ia tetap memasak nasi di dalam rumah. Banjir yang berlangsung sejak enam hari teakhir ini, warga mengaku belum mendapatkan saluran bantuan dari pemerintah. Sehingga kebutuhan setok pangan mereka sudah menipis. Mereka hanya bisa pasrah dan berharap agar ada bantuan makanan. Banjir luapan sungai bengawan solo yang merendam sembilan desa di tiga kecamatan masing masing adalah enam desa di kecamatan rengel, antara lain desa ngadirejo, karangtinoto, tambakrejo, bulurejo, dan kanorejo dan rembes. Sementara dua desa di kecamatan widang yakni desa jepuro dan desa patihan, serta dua desa di kecamatan plumpang yaitu desa kebomelati dan desa pencol. Dilokasi banjir ini, hingga saat ini, belum diketahui pemerintah kabupaten tuban mendirikan dapur umum di lokasi banjir. (s-one)