kabartuban.com – Sejumlah tempat wisata di Tuban terpantau cukup ramai pada momen libur panjang kali ini. Pusat keramaian tempat wisata di Tuban masih didominasi wisata pantai yang berada di sepanjang jalur pantura Tuban. Ramainya tempat wisata di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda ini membuat sejumlah pemerhati pendidikan dan orang tua siswa di Tuban perihatin, pasalnya hingga saat ini kegiatan belajar mengajar sekolah belum kembali normal, Sabtu (31/10/2020).
Berdasarkan pantauan kabartuban.com baik secara offline maupun dari sejumlah media sosial, tidak hanya ramai tempat wisata, namun pada momen Pilkada juga terlihat sering terjadi pengumpulan massa oleh calon yang sedang mencari dukungan ke masyarakat. Hal ini bertolak belakang dengan himbauan pemerintah untuk melakukan jaga jarak dan menghindari kerumunan. Kendati demikian, hingga saat ini tidak ada laporan yang menunjukan terjadinya kasus Covid-19 kalster Pilkada maupun klaster tempat wisata.
“Tempat wisata penuh sesak dengan anak – anak, tapi kenapa nggak boleh sekolah. Sedangkan Pilkada jalan terus,” ucap Teguh Kastaman dalam akun sosial medianya.
Teguh sangat menyayangkan hingga saat ini kegiatan belajar mengajar di sekolah belum berjalan secara normal. Menurutnya, jika alasannya takut penularan Covid-19 karena berkumpul, di tempat wisata terlihat ramai juga oleh anak – anak yang sedang berlibur dengan orang tua.
Di satu sini Elvana, salah satu siswa SMK Negeri 1 Tuban mengatakan, dirinya masih menjalani kegiatan sekolah secara daring. Namun ada beberapa hari yang masuk sekolah secara bergilir.
“Sudah masuk sekolah bergantian, nggak full. Tapi masih banyak yang online juga, beberapa ujian kemarin juga online,” kata Elvan kepada wartawan media ini.
Sementara itu, hingga saat ini Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban tidak memiliki terobosan khusus dalam upaya menjaga dan meningkatkan kuwalitas pendidikan siswa di tengah situasi pandemi. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban mengaku, pihaknya hanya melakukan komunikasi dengan tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua dengan media komunikasi yang ada.
Dikutip dari sejumlah media nasional, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan terkait masalah penutupan dan pembukaan sekolah di masa pandemi virus Corona.
Setidaknya ada tiga hal yang disarankan WHO bila ingin membuka atau menutup sekolah:
- Kondisi terkini situasi penyebaran COVID-19 dan keparahannya di populasi anak-anak
- Situasi lokal dan epidemiologi COVID-19 di daerah sekitar sekolah
- Lingkungan sekolah dan kemampuannya untuk menerapkan upaya pencegahan serta pengendalian penyakit
“Sampai sekarang masih sedikit laporan institusi pendidikan terlibat dalam kemunculan wabah COVID-19. Hanya saja studi memang menunjukkan penyebaran penyakit utamanya terjadi pada aktivitas sosial terkait kehidupan sekolah,” tulis WHO. (im/dw)