Tanggul Amblas Lagi, Warga Plumpang Panik

3
Warga saat menunjukan salah satu titik tanggul yang retak pada awak media.

kabartuban.com – Tanggul penahan banjir Sungai Bengawan Solo, di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang kembali amblas. Akibatnya warga setempat panik, karena debit air di Sungai Bengawan Solo mulai, Jumat (27/12/2019).

Naiknya debit air air Sunagai Bengawan Solo ini, karena dibeberapa wilayah yang dialiri sungai terpanjang di Pulau Jawa ini dilanda hujan.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi (RR) Badan Penangylangan Bencana Daerah (BPBD), Rustami mengatakan, perbaikan tanggul berulang kali dilakukan dengan cara mengurug, yang merupaka usaha swadaya masyarakat setempat.

“Terakhir tanggul yang sebelumnya retak dan ambles sudah di bronjong,” terang Rustami.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengaw Solo juga mengatakan kondisi tanah lumpur bergerak. Kalau dibronjong saja maka semakin ambles.

Sementara sampai musim hujan 2019, kondisi retak sudah ditangani dengan tanah pedel. Hasil dari kunjungan Komisi 4 DPRD bersama BBWS perlu kajian untuk membangun tanggul permanen.

“Jika tanggul ini jebol diprediksi ada 3 kecamatan terdampak,” terangnya.

Sumito warga setempat, menjelaskan amblesnya tanggul sungai terpanjang di Pulau Jawa ini sepanjang 100 meter dengan lebar 30 centimeter. Warga berharap ada perbaikan tanggul permanen, supaya tidak terjadi bencana banjir.

“Sudah lima hari terakhir ambles lagi,” kata Sumito.

Data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) kondisi Sungai Bengawan Solo memiliki 19 titik longsor. Titik longsor kritis ada tiga, salah satunya di Plumpang. Untuk longsor sedang ada 16 titik yang terdata.

Diketahui, tanggul di Sembungrejo retak pada 15 Oktober 2019, dengan volume longsor sepanjang 70 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Setelah di lakukan pengurukan ternyata terjadi longsor lagi yang semakin parah yaitu kedalaman tiga meter dengan panjang 125 meter. (Dur/Rul)

/