kabartuban.com – kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban, Muchamad Nur, menjelaskan dinamika cuaca yang belakangan dirasakan masyarakat Jawa Timur khususnya kabupaten Tuban, di mana kondisi panas bisa terjadi sehari penuh meski sudah memasuki musim penghujan. Menurutnya, fenomena tersebut dipengaruhi beberapa gangguan atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya.
“Dalam sepekan terakhir terdapat fenomena seperti siklon tropis dan putaran siklonik yang memicu perubahan pergerakan massa udara. Itu membuat pembentukan awan hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur berkurang,” jelas Muchamad Nur.
Ia menambahkan, pola angin yang sebelumnya dominan dari selatan kini mulai kembali bergerak ke arah barat, sehingga kondisi atmosfer perlahan kembali normal. Meski demikian, ia menegaskan bahwa seluruh wilayah Jawa Timur telah resmi memasuki musim hujan.
“Saat ini sudah musim hujan, dan potensi cuaca ekstrem pasti selalu ada. Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari. Dalam periode itu, potensi cuaca ekstrem masih cukup besar,” ujarnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari area rawan longsor dan banjir. Pastikan saluran drainase dan resapan air berfungsi dengan baik untuk menghadapi curah hujan intensitas tinggi,” tegasnya. (fah)
