kabartuban.com – Indonesia tengah mengalami tren penurunan angka pernikahan dalam tiga tahun terakhir. Berdasar data Laporan Statistik Indonesia 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, angka pernikahan terus menyusut hingga 2 juta sejak tahun 2021 hingga 2023, Sabtu (16/03/2024).
Tren ini terjadi hampir di semua daerah, termasuk Kabupaten Tuban. Menurut data BPS Jawa Timur, Tuban mengalami penurunan angka pernikahan hingga mencapai 50 persen. Tercatat bahwa pada tahun 2021, jumlah pernikahan sebanyak 18.768 jiwa, namun mengalami penurunan drastis pada tahun 2022 menjadi 9.086 jiwa, kemudian pada tahun 2023 tidak jauh berbeda, yaitu sebanyak 9.255 jiwa.
baca juga: Satu Juta Bingkisan Meluncur dari Jakarta, Tuban Kebagian 6350 Paket
Sementara itu, angka perceraian dalam tiga tahun terakhir juga ikut menurun drastis di Kabupaten Tuban. Menurut informasi yang disampaikan oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban, pada tahun 2021, jumlah kasus perceraian mencapai 2.018, namun pada tahun 2022, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 1.909 kasus. Kemudian, pada tahun 2023, hingga bulan Oktober, terjadi penurunan yang cukup signifikan dengan mencatatkan hanya 624 kasus.
Seorang warga Tuban bernama Nisa (26 tahun) mengungkapkan bahwa dia menunda pernikahan karena belum menemukan pasangan yang tepat. Dia juga merasa nyaman dengan kesibukan dalam mengejar karir.
“Ya sebenarnya sudah ada keinginan, tapi belum ada calonnya. Sekarang juga sibuk kerja,” ungkap Nisa.
Sementara itu, seorang tenaga pendidik bernama Ridho (28 tahun) menjelaskan bahwa dia belum berkeinginan untuk menikah karena terkendala masalah keuangan, terutama biaya yang tinggi. Dia merasa bahwa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dirinya sendiri saja sudah menjadi beban yang berat.
“Biaya nikah saat ini itu mahal sekali, dan saat ini, bahkan memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah cukup membuat saya kesulitan,” ungkap Ridho. (za/zum)