kabartuban.com – Menjelang peringatan hari Maulid Nabi, sejumlah pedagang kelapa di Pasar Baru terlihat laris manis, namun para pembeli keluhkan harga kelapa yang mengalami kenaikan dua kali lipat dari hari biasa.
Salah satu padagang Kelapa di Pasar Baru Tuban (PBT) Warni mengatakan, hari ini penjualan kelapa laris manis dikarenakan sebagian masyarakat Tuban memiliki tradisi merayakan Maulid Nabi dengan membuat nasi uduk.
“Hari ini ramai, soalnya waktunya muludan, pada mau buat nasi uduk, kan buatnya pakai santen,” kata Warni saat ditemui di kiosnya, Rabu (23/12/2015).
Ditanya mengenai harga, Warni menjelaskan, untuk jenis kelapa yang paling besar dulu berkisar Rp. 5 ribu, sekarang menjadi Rp. 10 ribu. Sedangkan yang palling kecil sekarang Rp.7 ribu, naik dari hargà Rp. 3 ribu. Bahkan di tingkat pengecer, harga kelapa paling besar sudah di atas Rp. 10 ribu.
Sementara itu, penjual kelapa lain di PBT, Jono menerangkan, tidak hanya karena masuk tradisi Maulid Nabi, tapi faktor kenaikan harga tersebut salah satunya menjelang natal dan tahun baru.
“Kalau natalan gini kan seperti lebaran, jadi banyak pabrik-pabrik besar yang tutup, sehingga yang biasanya supirnya kesini bawa muatan kelapa, baliknya tidak bawa apa-apa, mangkanya supirnya jarang yang mau, solnya malah rugi, kalau mau ya harus bayar double,” terangya.
Masih kata Jono, selama ini dia dapat pasokan kelapa dari Bali, karena kendala transportasi tersebut, akhirnya dia dapat pasokan kelapa dari Banyuwangi karena harganya relatif mahal. Meskipun sebenarnya Jono mengaku lebih suka kwalitas kelapa dari Bali dibanding dari Banyuwangi, karena kelapa dari Bali lebih tahan lama dibanding dari Banyuwangi.
“Kalau dari Bali itu kelapanya tua-tua jadi bertahan lama sampai 20 hari. Sedangkan dari Banyuwangi kelapanya masih muda-muda, karena memang dari Banyuwangi kebanyakan kirimnya kelapa muda (degan), jadi ndak tahan lama cuma bertahan 4 Hari. Kalau ndak habis 4 hari ya banyak yang busuk, resikonya rugi,” keluhnya.
Menurutnya, harga kelapa akan terus merangkak naik sebelum melewati tahun baru, karena transportasinya masih banyak kendala sehingga pasokan kelapa telat dan menjadikan harga kelapa semakin melonjak. (har/im)