kabartuban.com – Peringatan Hari Santri tahun ini terasa istimewa. Genap satu dekade sejak negara resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri, pemerintah menghadirkan empat terobosan baru Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional, dan rencana pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut langkah ini sebagai bentuk afirmasi nyata pemerintah terhadap peran santri dan pesantren.
“Hari Santri bukan hanya refleksi sejarah, tapi juga komitmen masa depan. Pesantren adalah motor peradaban yang menyiapkan generasi kompetitif, tidak hanya nasional, tapi juga global,” ujarnya saat membuka Ithlaq Hari Santri 2025 di Pesantren Tebuireng, Jombang dikutip dari laman resmi Kemenag.go.id.
Menag menegaskan, tantangan santri masa depan sangat besar. Karena itu, pemenuhan gizi dan kesehatan menjadi perhatian utama. Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) hadir berkat inisiatif Presiden Prabowo Subianto.
“Santri adalah garda terdepan. Dengan MBG mereka bisa belajar lebih semangat, dengan CKG mereka bisa menjaga kesehatan, dan dengan doa mereka selalu menjaga negeri ini,” tegasnya.
Terobosan lain yang bakal menandai Hari Santri ke-10 adalah Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional.Untuk pertama kalinya, ajang membaca dan memahami kitab kuning itu digelar di level dunia.
Sebanyak 10 negara, termasuk Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, sudah memastikan keikutsertaan dalam MQK perdana yang akan berlangsung di Wajo, Sulawesi Selatan, 1–7 Oktober 2025.
“Harapan saya, MQK bisa berkembang seperti MTQ. Indonesia dulu yang memulai, sekarang tradisi itu mendunia. Kita ingin MQK juga begitu,” kata Menag.
Momentum Hari Santri 2025 juga membawa kabar besar lain pemerintah menyiapkan pembentukan Ditjen Pesantren sebagai unit eselon I. Selama ini, urusan pesantren masih ditangani level eselon II.
“Kemandirian pesantren tidak boleh hilang. Namun bukan berarti pemerintah lepas tangan. Karena itu, kelembagaan akan kita perkuat,” jelas Menag.
Pemilihan Pesantren Tebuireng sebagai lokasi pembukaan Hari Santri 2025 bukan tanpa alasan. Dari pesantren inilah Resolusi Jihad lahir, yang kemudian menjadi dasar penetapan Hari Santri.
“Tahun ini kita mengenang satu dasawarsa pengakuan negara terhadap santri. Kalau pesantren kuat, bangsa ini juga akan kuat,” tandas Menag. (fah)
