kabartuban.com – Tekanan darah tinggi atau Essential Hypertension menjadi penyakit paling banyak diderita masyarakat Kabupaten Tuban pada tahun 2024. Berdasarkan data Tuban Dalam Angka 2024 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), kasus hipertensi mencapai 13,79 persen dari total penyakit yang dilaporkan.
Di posisi kedua, nyeri otot (Myalgia) mencatat angka 13,61 persen, sementara Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau diabetes tipe 2 berada di urutan ke tiga dengan 9,74 persen.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Tuban, Esti Surahmi, menjelaskan bahwa hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang berkaitan dengan penurunan fungsi organ. Faktor utama penyebabnya adalah gaya hidup yang kurang sehat.
“Konsumsi makanan tinggi garam dan kolesterol, kurangnya waktu istirahat, serta minimnya aktivitas fisik menjadi pemicu utama hipertensi,” ujar Esti saat ditemui di kantornya, Rabu (12/3/2025).
Ia menegaskan bahwa tekanan darah tinggi bukanlah penyakit keturunan, melainkan dipengaruhi oleh kondisi jantung dan penyempitan pembuluh darah akibat plak yang berasal dari makanan tidak sehat.
“Ketika pembuluh darah menyempit, tekanan meningkat. Jika dibiarkan, risiko pecahnya pembuluh darah semakin besar, yang dapat berujung pada stroke,” tambahnya.
Lebih lanjut, Esti menyebut bahwa hipertensi kini banyak ditemukan pada kelompok usia produktif, termasuk mereka yang berusia 25 hingga 35 tahun.
“Di usia muda mungkin belum terasa dampaknya, tetapi saat memasuki usia 40 tahun ke atas, gejalanya mulai muncul,” katanya.
Untuk mengurangi risiko hipertensi, masyarakat dihimbau menerapkan pola hidup sehat melalui konsep CERDIK: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rutin berolahraga, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, serta Kelola stres dengan baik. (fah)