Jelang Ramadan, Wisata Religi di Tuban Ramai Pengunjung

32
Suasana parkiran di wisata religi Asmoro Qondi.

kabartuban.com – Menjelang akan diperingatinya bulan Ramadan yang diperkirakan akan jatuh pada awal bulan April di tahun ini, sejumlah wisata religi di Kabupaten Tuban dipenuhi oleh pengunjung yang melakukan ziarah di makam-makam wali yang ada di Kabupaten Tuban.

Salah satunya, wisata religi Asmoro Qondi yang berada di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban ini menjadi tempat jujukan masyarakat untuk berkunjung melakukan ziarah. Ramainya pengunjung di bulan-bulan tertentu membuat lahan parkir di wisata tersebut penuh.

Padatnya pengunjung di wisata Religi Asmoro Qondi dijelaskan oleh Rahayu (48), salah satu pemilik warung di lingkungan parkir Asmoro Qondi itu mengatakan bahwa padatnya pengunjung di hari-hari besar Islam atau pada malam Jum’at bisa mencapai 50 bus dalam sehari.

“Kemarin malam Jum’at sangat ramai, kalau hari libur juga ramai, memang kalau bulan Rajab Ruah itu ramai banget sampai di luar- luar itu parkirnya,” jelas Rahayu saat ditemui reporter media ini di Parkiran Makam Asmoro Qondi, Jumat (4/3/2022).

Sementara itu, Wisata Religi Perut Bumi yang terletak di Gedongombo, Kecamatan Semanding, Tuban ini juga diserbu pengunjung saat hari libur dan hari besar Islam. Wisata legenda tersebut mematok harga tiket Rp5.000 per orang dan Rp50.000 per bus serta Rp30.000 untuk elf.

Penjaga tiket wisata Perut Bumi yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengatakan bahwa diberlakukannya sistem harga tiket seperti ini diharapkan tidak memberatkan pengunjung yang ingin berwisata melihat keunikkan bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah ini.

“Kalau perorangan hanya satu atau dua orang saya banderol lima ribu rupiah, tapi kalau satu bis lima puluh ribu rupiah dan kalau satu elf tiga puluh ribu rupiah saja, soalnya kalau saya kasih harga perorangan kan kasihan untuk mereka yang begitu banyak,” terangnya.

Ramainya pengunjung wisata di Kabupaten Tuban tidak lantas membuat para pengunjung dan petugas wisata lalai akan Protokol Kesehatan (Prokes) yang berlaku. Hal ini dilakukan agar mengantisipasi adanya penularan virus yang belakangan ini marak terjadi.

“Kalau pas ramai pengunjung, ada petugas kepolisian yang membantu dalam penertiban protokol kesehatan,” tandasnya. (nat/dil)

/