kabartuban.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan. Setelah enam siswa SMK Negeri Palang dilarikan ke IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban karena diduga keracunan, pada Rabu (25/09/2025) kemarin, drama baru muncul. Dua siswi yang sebelumnya sempat dipulangkan, justru harus kembali masuk ruang gawat darurat pada Kamis (25/9/2025).
Mereka adalah Siti Khairun Nisa (16) dan Hijrayatun Nasyi’in (15), teman sebangku yang sama-sama duduk di kelas X. Keduanya sempat dinyatakan membaik pada Rabu malam, setelah diobservasi dokter rumah sakit. Bahkan, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, Heni Purnomo Wati, memastikan saat itu kondisi para pasien stabil.
“Pasien tidak sampai rawat inap dan kondisinya bagus semua sehingga dapat dipulangkan hari itu juga,” jelas Heni.
Namun, kelegaan itu rupanya hanya sesaat. Esok paginya, Hijrayatun kembali mengeluh sakit perut dan mual. Sang ibu, Khanifah, panik dan langsung membawa anaknya ke IGD sekitar pukul 10.00 WIB.
“Kemarin sudah dibilang sembuh dan boleh pulang, tapi pagi ini tiba-tiba sakit lagi. Saya khawatir,” ungkapnya dengan nada cemas.
Kata Khanifah, bahwa sebelum keracunan anaknya sehat, bahkan putrinya itu pun tidak memiliki alergi terhadap makanan. Tak lama berselang, kabar serupa datang dari rumah Khairun Nisa. Juharti, ibunya, bercerita bahwa anaknya juga kembali merasa mual setelah beristirahat di rumah.
“Pagi tadi tiba-tiba muntah-muntah lagi. Mau tidak mau saya bawa ke rumah sakit,” katanya.
Lebih dari sekadar sakit yang berulang, para orang tua mengaku kecewa dengan pihak penyedia makanan, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurut mereka, hingga kini belum ada kunjungan maupun permintaan maaf.
“Harapannya diperbaiki lagi, makanannya diuji kelayakan sebelum dibagikan. Jangan sampai anak-anak jadi korban terus,” tegas Khanifah.
Pantauan lapangan telihat, penyaluran MBG di SMKN Palang untuk sementara dihentikan. Meski begitu, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. Hanya enam siswa yang terdampak keracunan sementara diliburkan.
Anehnya, dapur SPPG di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang justru terlihat aktivitas karyawan yang tengah membersihkan wadah distribusi MBG. Artinya, roda dapur tetap berputar meski ada kasus yang sedang diselidiki.
Pihak sekolah sendiri memilih berhati-hati dalam berkomentar. Aris Wisnu Wardhana, Waka Humas SMKN Palang, mengatakan kasus sudah ditangani Polres Tuban.
“Kami tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh, silakan konfirmasi ke kepolisian,” ujarnya singkat
Kasus ini semakin mempertebal tanda tanya besar soal mutu program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Tuban bukanlah daerah pertama yang mencatat insiden serupa. Sejumlah kasus keracunan juga dilaporkan terjadi di Bojonegoro dan Rembang, menambah daftar panjang problem di balik program prioritas nasional ini.
Bagi orang tua siswa, kekecewaan sudah nyata. Alih-alih memberi gizi, makanan gratis itu justru membawa anak mereka bolak-balik ke rumah sakit. Dan bagi publik, drama ini menjadi ujian serius bagi program yang seharusnya menyehatkan generasi muda, bukan sebaliknya. (fah)