kabartuban.com – dulu, persiapan menuju pernikahan identik dengan kesiapan materi dan mental. Namun, di era sekarang, calon pengantin mendapat bekal tambahan yang tak kalah penting. Ada metode unik yang kini mewarnai Bimbingan Perkawinan (Binwin), yakni Tepuk Sakinah.
Sekilas, namanya terdengar seperti permainan anak-anak. Padahal, di balik tepukan tangan itu tersimpan pesan mendalam lima pilar keluarga sakinah yang harus dipegang teguh pasangan suami istri dalam menjalani rumah tangga.
Kasi Bimas IsIam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Mashari, menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah bukanlah kewajiban mutlak yang harus dihafalkan calon pengantin.
“Itu hanya metode untuk mencairkan suasana. Supaya bimbingan tidak terasa kaku dan tegang,” ujarnya.
Meski demikian, menurutnya, setiap pasangan diharapkan mampu memahami makna dari setiap tepukan.
“Yang penting bukan hafalnya, tapi bagaimana calon pengantin benar-benar memahami lima pilar sakinah,” tambahnya.
Metode ini mulai diterapkan di Tuban sejak awal 2025. Kini, hampir semua KUA di Bumi Ranggalawe rutin menyelipkan Tepuk Sakinah dalam setiap sesi Binwin.
Metode dari pusat ini bahkan sempat viral di media sosial, ketika ada pasangan yang melakukan Tepuk Sakinah usai ijab kabul. Namun kalau di Tuban, Mashari menegaskan, hal itu kembali pada suasana.
“Tergantung kondisinya. Kalau terlihat tegang, bisa saja diselipkan agar lebih cair. Tapi umumnya, di Tuban dilakukan saat bimbingan catin, bukan setelah akad,” jelasnya.
Di balik gerakan sederhana itu, Tepuk Sakinah mengajarkan lima pilar penting dalam membangun rumah tangga, yakni:
- Zawaj (Berpasangan) mengingatkan bahwa pernikahan adalah menyatukan dua insan untuk saling melengkapi.
- Mitsaqan Ghalidzan (Janji Kokoh) ikatan pernikahan sebagai janji suci dan tanggung jawab yang harus dijaga
- Musyawarah (Dialog) membiasakan berdiskusi dalam mengambil keputusan.
- Taraadhin (Saling Ridha) menerima kekurangan dan kelebihan pasangan.
- Mu’asyarah bil Ma’ruf (Saling Cinta dan Berbuat Baik) membangun kasih sayang dalam rumah tangga.
Lirik Tepuk Sakinah pun dibuat sederhana, dengan nada mirip lagu anak-anak berjudul Suka Hati, sehingga mudah diingat calon pengantin. Melalui cara yang menyenangkan, bimbingan perkawinan terasa lebih rileks dan penuh semangat.
Dengan sentuhan sederhana, Tepuk Sakinah hadir bukan hanya sebagai permainan, melainkan pengingat. Bahwa pernikahan bukan semata soal ijab kabul, pesta meriah, atau busana indah. Ia adalah perjalanan panjang yang harus dijalani dengan landasan sakinah, mawaddah, dan rahmah. (fah)