kabartuban.com – Aksi mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) yang digelar sejak pagi di kampus, bergeser menuju gedung DPRD Kabupaten Tuban. Setelah tidak dapat menjumpai rektor Unirow hadi Tugur, hingga akhirnya mereka menyegel kantor rektorat Unirow, ratusan mahasiswa jas biru tersebut mengadukan persoalan dan meminta bantuan kepada DPRD Kabupaten Tuban, Kamis (6/8/2015).
Seluruh mahasiswa yang melakukan aksi melakukan long march sampai ke gedung DPRD Kabupaten Tuban di ujung bundaran patung Letda Sucipto. Dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisan, secara bergantian pihak mahasiswa melakukan orasi dan meminta kepada seluruh anggota DPRD Kabupaten Tuban menemui mereka.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unirow, Ahmad Juremi yang juga mengawal jalannya aksi mengatakan, “Kami datang ke sini untuk mengadu dan meminta bantuan DPRD, guna menjembatani persoalan Unirow yang semakin tidak jelas. Kami minta DPRD turun tangan, karena sampai hari ini Hadi Tugur selaku Rektor tidak juga menemui mahasiswa, dan sampai hari ini status Unirow masih non aktif,” ungkapnya.
Dalam aksi tersebut, sejumlah mahasiswa yang melakukan orasi juga menyinggung kecurigaan mereka atas praktek KKN yang diduga dilakukan oleh Hadi Tugur. Keterbukaan Informasi Publik (KIP) juga mereka pertanyakan, pasalnya selama ini tidak dapat mengakses informasi lengkap terkait Unirow.
Kekecewaan mereka semakin memuncak, karena tuntutan yang telah mereka dengungkan sejak beberapa hari yang lalu tidak mendapat tanggapan yang baik dari rektorat, dan sampai hari ini Hadi Tugur tidak berani menampakan dirinya ke hadapan mahasiswa.
Menanggapi aksi mahasiswa, Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Miyadi menemui ratusan mahasiswa tersebut dan memberikan tanggapan. Dengan pengawalan ketat dari kepolisian, Miyadi berusaha menenangkan mahasiswa dan menyampaikan pernyataan sikapnya.
“Saya ucapkan selamat datang kepada adik – adik semua di kantor DPRD Tuban. Mohon maaf karena hanya saya yang menemui, sebab anggota DPRD yang lain sedang reses di wilayahnya masing – masing,” kata Miyadi.
Lebih lanjut Miyadi menyatakan, “Saya sangat mengapresiasi apa yang kalian lakukan, karena ini demi masa depan kita semua. Secara pribadi saya akan segera melakukan komunikasi dengan Hadi Tugur, dan secara kelembagaan akan kami tugaskan komisi C untuk melakukan investigasi dan menjembatani mahasiswa dengan rektorat,” janji Miyadi.
Setelah mendapatkan penjelasan dan melakukan dialog dengan Miyadi, salah satu koordinator aksi, Naha meletupkan penyesalannya atas aksi “penculikan” yang dilakukan orang yang diduga utusan tugur dan membawa Presiden BEM Ahmad Juremi ke kantor DPD Nasdem Tuban. “Kami sangat menyesalkan penculikan atas Presiden BEM kami dan dibawa ke kantor Nasdem, tidak seharusnya urusan kampus dibicarakan di kantor partai,” tegas Naha.
Mahasiswa kemudian akan bergerak ke kantor DPD Nasdem yang tidak jauh dari kantor DPRD, namun ditengah jalan ada negosiasi sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk “ngluruk” ke kantor Nasdem. (pul/im)