kabartuban.com – Hari Raya idul Fitri tinggal dua pekan lagi, umat muslim bersiap merayakan dengan berbagai macam, salah satunya bersama pasangan. Bahkan, sebagian pria dan wanita memilih melangsungkan pernikahan tepat pada hari sebelum lebaran atau orang Jawa lebih mengenal dengan istilah malem songo.
Namun, malah sebaliknya sebanyak 127 janda dan 14 duda di Kabupaten Tuban harus merayakan lebaran tanpa pasangan tahun ini. Berbagai alasan menjadi penyebab mereka gagal membangun rumah tangga, mulai dari kendala ekonomi, pertengkaran, hingga karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berdasarkan dari data yang dihimpun awak media ini dari Panitra Muda Permohonan Pengadilan Agama Tuban, Sandi menyebutkan bahwa dari data akte cerai yang dicetak mulai tanggal 1-14 maret 2025, terdapat 14 perkara cerai talak (yang mengajukan suami) dan 127 perkara cerai gugat (yang mengajukan istri).
“Jadi totalnya terdapat 141 yang resmi menjadi janda dan duda di kabupaten Tuban,” ungkap Sandi.
Sandi menyebutkan dari seluruh perkara tersebut, penyebab penceraian sebagian besar terjadi karena faktor ekonomi dengan jumlah 90 kasus, faktor ekonomi ini disebabkan karena suami dirasa tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
“Selain faktor ekonomi juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penceraian meliputi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sebanyak 36 kasus,” ujar Sandi.
Kemudian, penyebab penceraian lainnya lantaran sang suami sering bermabuk-mabukan terdapat 7 kasus, selain itu 3 kasus disebabkan karena judi, 1 kasus disebabkan dihukum penjara, 2 kasus disebabkan karena KDRT, dan 1 kasus disebabkan karena kawin paksa.
“Dari data di atas itu dari perkara yang disidangkan termasuk yg sebelum puasa, kalau setelah 2 minggu puasa, ada 48 perkara cerai gugat, 23 perkara cerai talak. Itu perkara masuk di bulan Ramadhan, namun mereka belum resmi bercerai karena belum terbit akte cerai,” lanjut Sandi.
Sandi berharap, angka penceraian di Tuban seiring berjalan waktu dapat menurun, lantaran jika dilihat berdasarkan dari data, menurutnya angka penceraian di Kabupaten Tuban masih tergolong tinggi.
“Dalam mengurangi angka perceraian di Kabupaten Tuban, kita telah melaksanakan pembekalan bagi calon pengantin,” pungkasnya. (fah)