Meski IPM Tuban Naik, Rata-rata Lama Sekolah Belum Capai SMP

kabartuban.com – Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tuban terus menanjak, seolah menandakan kemajuan di berbagai sektor. Namun ketika lapisan datanya dikupas lebih dalam, wajah lain pendidikan di Bumi Wali justru terlihat muram. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) warga Tuban masih tertahan di kisaran 7,5 tahun angka yang menunjukkan bahwa mayoritas penduduk belum sepenuhnya menuntaskan pendidikan tingkat SMP. Di tengah laju pembangunan yang diklaim progresif, sektor pendidikan justru berjalan tertatih.

Alih-alih melonjak, capaian pendidikan di Tuban cenderung stagnan. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, sejak 2022 hingga 2025, RLS hanya bergerak tipis dari 7,37 menjadi 7,54 tahun. Kenaikan yang nyaris tak terasa, dan belum mampu menembus jenjang pendidikan menengah pertama secara utuh.

Kondisi ini kian kontras jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Pada 2025, RLS Indonesia telah mencapai 9,07 tahun. Sementara itu, di kabupaten yang di sebut sebagai bumi wali ini, pertumbuhan pendidikan justru tampak berjalan lambat, seolah tertahan oleh bayang-bayang masa lalu.

Statistisi Ahli Muda BPS Tuban, Triana Pujilestari, menjelaskan bahwa perhitungan RLS menyasar penduduk yang telah memasuki usia 25 tahun ke atas. Pada kelompok usia ini, seseorang dianggap telah menyelesaikan seluruh jenjang pendidikan yang mungkin ditempuh.

“Tidak ada batas usia maksimal. Lansia pun tetap masuk dalam penghitungan RLS,” ujar Triana.

Menurutnya, struktur demografi menjadi tantangan utama. Banyak warga lanjut usia di Kabupaten Tuban yang pada masanya hanya menamatkan pendidikan dasar atau SMP, bahkan tidak mengenyam bangku sekolah sama sekali. Fakta ini secara statistik menahan laju kenaikan RLS, meski generasi muda saat ini memiliki akses pendidikan yang lebih baik.

Meski demikian, Triana menegaskan stagnasi ini bukan tanpa jalan keluar. Salah satu langkah paling realistis untuk mendongkrak RLS adalah melalui penguatan pendidikan nonformal, seperti program Kejar Paket.

Program tersebut membuka peluang bagi warga yang putus sekolah di jenjang dasar maupun menengah untuk memperoleh ijazah setara. Namun, dampaknya tidak bisa diharapkan secara instan.

“Meningkatkan RLS itu proses jangka panjang. Peserta Kejar Paket rata-rata membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk lulus. Artinya, efeknya baru akan terlihat pada angka statistik dua sampai tiga tahun ke depan,” jelas Triana yang juga menjabat Ketua Tim Humas BPS Tuban.

Ia menekankan, perbaikan kualitas pendidikan tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah daerah. Diperlukan upaya kolektif, mulai dari perluasan akses pendidikan, penguatan program nonformal, hingga kesadaran masyarakat untuk menuntaskan wajib belajar.

Tanpa terobosan serius di sektor pendidikan, lonjakan IPM Tuban dikhawatirkan hanya akan menjadi angka statistik semata tinggi di grafik, namun rapuh di fondasi. (fah)

Populer Minggu Ini

Satlantas Catat Citi Mall Tuban menjadi Titik kemacetan selama Libur Nataru

kabartuban.com - Arus lalu lintas di Kabupaten Tuban diprediksi...

Aksi Kayu Jati Ilegal Terbongkar, Polhut Tuban Amankan Satu Pelaku di Kawasan Hutan Grabagan

kabartuban.com - Petugas Perum Perhutani KPH Tuban berhasil mengungkap...

Waspada, BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Selama Nataru di Tuban

kabartuban.com - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal...

Warga Bejagung Datangi DPRD Tuban, Rambu Larangan Bus di Jalan Hayam Wuruk Segera Dicabut

kabartuban.com - Puluhan warga dan pedagang Desa Bejagung, Kecamatan...

Tabrakan di Simpang Pelabuhan SG Tuban, Bocah 6 Tahun Tewas

kabartuban.com - Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan...

Artikel Terkait