Musim Hujan, Omset Pedagang Buah Menurun

791

kabartuban.com – Dalam musim penghujan kali ini, sejumlah pedagang buah di Pasar Baru Tuban (PBT) mengalami penurunan omset penjualan hingga 20 persen. Para pedagang mengaku, anjloknya omset penjualan tersebut dipicu turunnya daya konsumsi buah masyarakat dan berbagai macam makanan dan minuman berbahan dasar buah.

Salah satu pedagang di PBT, Ari mengatakan, pelanggan buah di PBT mayoritas adalah pedagang minuman dan makanan yang berbahan dasar buah-buahan. Jika omset penjualan jus buah, es buah, dan lainnya turun, maka secara otomatis omset penjualan buah segar juga pasti turun.

“Biasanya paling banyak langganan adalah pedagang jus, kalau musim hujan seperti ini pnjualan mereka menurun, makannya kami sebagai pemasok bahannya juga bisa dipastikan turun,” kata Ari kepadakabartuban.com, Rabu (17/6/2016).

Meski tidak menjelaskan secara detail omset perharinya, menurut Ari, penurunan omset ini sudah umum terjadi saat musim penghujan. Selain pedagang makanan dan minuman berbahan buah, market share perdagangan buah juga didominasi kebutuhan untuk kegiatan masyarakat atau hajatan. Karena dalam musim penghujan tidak banyak kegiatan masyarakat tersebut, maka juga sangat berpengaruh pada omset penjualan buah di PBT.

“Kalau musim hujan memang seperti itu, musim hujan juga tidak terlalu banyak kegiatan masyarakat sehingga buah yang biasanya untuk beragam hantaran hajatan jarang dipesan,” terang Ari.

Sementara itu untuk harga berbagai jenis buah masih cukup stabil. Menurut Ari, harga buah di pasaran tidak ada perubahan, hanya saja pasokannya seringkali terlambat karena kondisi cuaca yang tidak menentu.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun kabartuban.com menyebutkan, harga salak misalnya, perkilo R.12.000, harga apel Malang kualitas A Rp. 23.000 per kilo, apel Malang kualitas B Rp. 17.000 per kilo,  Duku Rp. 30.000 per kolo, Klengkeng Rp. 40.000 per kilo dan Jeruk pentil Rp. 30.000 per kilo. (nif/riz)

/