kabartuban.com – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tuban menggelar Operasi Zebra Semeru 2025 yang berlangsung serentak di seluruh wilayah Jawa Timur pada 17–30 November 2025. Operasi ini menyasar berbagai pelanggaran lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Adapun fokus sasaran pelanggaran dalam oprasi ini meliputi, Menggunakan ponsel saat berkendara, Pengendara di bawah umur, Berboncengan lebih dari satu orang, Tidak mengenakan helm SNI atau sabuk keselamatan, Pengemudi dalam pengaruh alkohol, Melebihi batas kecepatan, Melawan arus lalu lintas
Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Muhammad Hariyazie Syakhranie, menyampaikan bahwa operasi ini bukan sekadar penegakan hukum, tetapi juga bentuk kepedulian kemanusiaan untuk menekan tingginya angka kecelakaan di Kabupaten Tuban.
“Operasi Zebra Semeru ini tidak hanya melibatkan personel Satlantas, tapi seluruh elemen kepolisian dan masyarakat. Kami merangkul tokoh masyarakat agar ikut membantu mengingatkan warga,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan data, angka kecelakaan dengan korban meninggal dunia di Tuban masih cukup tinggi. Karena itu, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat.
“Kami tidak bisa mengawasi masyarakat satu per satu. Maka dari itu kami mengimbau, bila melihat warga yang belum memakai helm atau melanggar aturan, tolong diingatkan. Semua ini demi keselamatan,” tegasnya.
Secara administratif, tercatat 73 personel Polri terlibat dalam operasi ini. Namun, AKP Hariyazee memastikan bahwa pada praktiknya seluruh jajaran kepolisian, termasuk Polsek hingga Bhabinkamtibmas, turut berpartisipasi.
“Tidak hanya 73 personel saja. Seluruh anggota kepolisian, termasuk Polsek dan Bhabinkamtibmas, ikut terlibat. Ini menjadi komitmen bersama,” katanya.
Berdasarkan pemetaan, terdapat dua titik rawan kecelakaan (black spot) di Tuban, yakni di kecamatan jeni dan Widang.
“Dua titik ini menjadi prioritas penanganan. Target kami, ke depan tidak ada lagi wilayah yang menjadi black spot. Jika masih terjadi kecelakaan di titik yang sama, artinya operasi kami belum berhasil,” jelasnya.
Hariyazie mengungkapkan, salah satu penyebab tingginya kecelakaan adalah karakteristik wilayah Tuban yang menjadi jalur ring road dan dilintasi banyak kendaraan besar seperti truk.
Selain itu, banyak kasus kecelakaan terjadi akibat pengendara sepeda motor yang kurang fokus saat berkendara.
“Sering kali kendaraan besar sedang berhenti, tapi pengendara dari belakang tetap menabrak. Ini menunjukkan kurangnya konsentrasi. Bila lelah, jangan memaksakan diri berkendara,” ujarnya
Dalam pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025, kepolisian mengedepankan langkah preventi, represif, dan kuratif. Upaya ini dilakukan melalui imbauan, sosialisasi, hingga pemanfaatan media sosial. Sementara itu, penindakan diberikan secara terukur dan menjadi langkah terakhir.
“Kami sudah mengingatkan melalui berbagai media. Namun jika pengendara tetap mengulangi pelanggaran meski sudah ditegur berkali-kali, maka penindakan adalah langkah terakhir yang akan kami ambil,” tegas AKP Hariyazie.
Operasi Zebra Semeru 2025 diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih tertib dalam berlalu lintas serta menurunkan angka kecelakaan di wilayah Kabupaten Tuban. (fah)
