kabartuban.com – Jumat pagi (19/9/2025) menjadi hari duka bagi keluarga Suntari, pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-Awar, Kecamatan Jenu, Tuban. Niatnya mencari nafkah justru berakhir duka. Ia tewas setelah terjatuh dari lantai tiga saat hendak mengangkat kompresor.
Kepergian pria asal Desa Wadung itu menyisakan luka mendalam bagi keluarga. Sang istri kini harus menanggung beban hidup seorang diri, sementara anak tunggalnya yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar harus kehilangan sosok ayah yang selama ini menjadi pelindung keluarga.
Suasana duka menyelimuti rumah korban sejak siang hari. Warga sekitar berdatangan untuk melayat, sebagian membawa sembako untuk membantu meringankan beban keluarga.
“Korban sudah dimakamkan setelah solat Jumat, Mas,” ujar salah seorang tetangga.
Kepala Desa Wadung, Sasmito, turut membenarkan kabar duka tersebut. Namun, ia mengaku tidak mengetahui detail kejadian lantaran sedang berada di luar kota.
“Saya mendapat informasi dari warga, dan sudah menyuruh istri saya untuk takziah ke rumah duka,” ujarnya melalui pesan singkat.
Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander, menjelaskan bahwa laporan kecelakaan kerja diterima Polsek Jenu sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, korban telah dibawa ke RSNU Tuban.
Berdasarkan keterangan saksi, peristiwa bermula sekitar pukul 07.42 WIB ketika Suntari naik ke lantai tiga untuk mengambil kompresor dengan berpijak pada grating besi. Sekitar pukul 08.04 WIB, seorang saksi bernama Ficke mendengar suara patah. Setelah dicek, korban terlihat terjatuh ke bawah bersama kompresor dan tidak bergerak.
“Sekitar pukul 08.15 WIB, dua rekan kerjanya, Hartono dan Dikky, segera mengangkat tubuh Suntari dan membawanya ke RSNU Tuban. Namun, sesampainya di rumah sakit, pihak medis menyatakan korban telah meninggal dunia,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PLTU Tanjung Awar-Awar belum memberikan keterangan resmi. Upaya wartawan untuk meminta penjelasan ke bagian Humas perusahaan tidak membuahkan hasil. Pihak keamanan atau security hanya menyebutkan bahwa pejabat berwenang sedang sibuk dan tidak bisa ditemui.
Kini, jenazah Suntari memang telah dikebumikan. Namun, pertanyaan soal keselamatan kerja di PLTU Tanjung Awar-Awar masih menggantung. Publik berhak tahu, apakah tragedi ini sekadar musibah, atau ada kelalaian yang seharusnya bisa dicegah. (fah)