kabartuban.com – Dunia ekonomi Nusantara kembali diguncang, kali ini bahan bakar Liquified Petroleum Gas (LPG) ukuran 12 Kilogram yang naik harganya per 1 Januari 2014 kemarin, membuat masyarakat pengguna paket LPG tersebut resah. Keresahan mereka juga disebabkan kenaikan harga yang secara mendadak, tanpa ada pemnberitahuan terlebih dahulu dari pihak Pertamina.
Dampak tersebut juga cukup dirasakan di Kabupaten Tuban. harga LPG 12 Kilogram yang semula 70.500 rupiah, kini menjadi 127.500 rupiah. Karena kenaikan harga yang cukup drastis tersebut, banyak warga yang beralih membeli LPG 3 Kilogram dan Blue Gas. Penjualan LPG 12 Kilogram pun turun drastis, Sabtu (4/1/2013).
Salah satu agen LPG di Jl. Panglima Sudirman, Bagiono (52) mengatakan, “Penjualan jelas turun drastis,” ungkapnya.
Lebih lanjut Bagiono mengatakan bahwa sebelumnya dia bisa menjual hingga 25 tabung perhari, namun sekarang penjualannya hanya mencapai 12 tabung. Di sisi lain, penjualan LPG 3 Kilogram menglami peningkatan. Jika sebelumnya menjual 300 tabung, saat ini bisa mencapai 400 tabung.
Di lain pihak, seorang penjaga warung kopi Noval mengatakan bahwa dirinya memilih memakai Blue Gas. “Kita pakai Blue Gas, kalo pakai LPG dengan harga segitu, ya bangkrut,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam siaran pers nasional, Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan bahwa bisnis gas elpiji merupakan hal yang unik, konsumen yang belum habis menggunakan elpiji harus menunggu gasnya kosong terlebih dahulu baru bisa isi ulang. Apabila diberi tahu jauh hari, maka akan memicu banyak penimbunan elpiji oleh pihak yang tak bertanggungjawab.
“Kalau sudah terjadi penimbunan, khususnya oleh agen elpiji, masyarakat juga yang akan mengalami kesulitan,” tegasnya.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji nonsubsidi 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg. Maka kenaikan harga per tabung elpiji 12 kg mencapai Rp 47.508.
Menurut Ali, besaran kenaikan di tingkat konsumen itu akan bervariasi berdasarkan jarak stasiun elpiji ke titik serah (supply point). (im)