kabartuban.com – Berkurangnya alokasi pupuk pada tahun 2017 ini, Dinas Pertanian Kabupaten Tuban menghimbau para petani agar beralih ke pupuk organik. Pasalnya, pupuk organik dinilai lebih ramah lingkungan dibanding pupuk kimiawi yang dapat merusak kualitas tanah.
Sekretaris Dinas Pertanian Tuban, Gaguk Sudarmono menyatakan, penurunan kuota pupuk tersebut disebabkan serapan pupuk bersubsidi pada tahun sebelumnya dinilai tak terserap sesuai kebutuhan.
“Selama ini kebanyakan petani dalam penggunaan pupuk banyak yang berlebihan, kalau sesui dengan takaran, pupuk tersebut sudah cukup untuk kebutuhan,”ungkapnya kepada kabartuban.com, Sabtu (4/2/2017).
Menurut dia, sesuai data dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, penggunaan dosis pupuk direkomendasikan untuk komoditas padi, urea 250-300 kg, SP 36 75-100 kg, sedangkan untuk komoditas jagung, urea 300-350 kg, SP 36 100-200 kg.
“Namun kenyataannya, penggunaan dosis pupuk banyak yang berlebihan, sesuai dari data di BPTP, penggunaan dosis pupuk untuk komoditas padi, pupuk urea mencapai 300-600 kg, SP 36 200-300 kg, sedangkan untuk komoditas jagung, urea 300 ton, dan SP 36 100 kg,” paparnya.
Untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimiawi, Gaguk mengimbau pada petani untuk mempraktikkan berbagai cara, diantaranya menyisakan batang jerami di sawah.
“Jerami yang terurai dan membusuk ini akan menghasilkan unsur hara kalium. Unsur kalium ini terkandung paling banyak di pupuk jenis urea. Dengan begitu, petani minimal bisa menghemat penggunaan pupuk urea, tapi selama ini kebnyakan para petani jeraminya malah dibakar,” tuturnya.
Meski demikian, diakuinya penggunaan pupuk kimiawi masih diperlukan. Sebab banyak varietas padi yang membutuhkan unsur-unsur kimiawi yang sayangnya hanya terkandung di pupuk kimiawi.
“Namun bila pemupukan dilakukan secara efeltif dan tepat, petani dapat meminimalisir penggunaan pupuk kimiawi,” paparnya.
Kedepan, lanjut Gaguk, pihaknya akan gencar mensosialisasikan penggunaan pupuk organik, terutama untuk tanaman padi, jagung, dan sayuran. Untuk mendukung program tersebut, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh penyuluh pertanian, agar petani menggunakan pupuk organik.
Pupuk organik, kata dia, selain mudah didapat dan diproduksi masyarakat sendiri, juga hasilnya akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman menggunakan pupuk berbahan kimia.
“Selain itu, untuk mengantisipasi makin tingginya harga pupuk kimia di pasaran, meskipun harga subsidi tapi tetap dijual pedagang di atas harga pemerintah,” tutupnya. (har)