Program Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Dinkes Tuban Jadi Percontohan

763

saipuldinkeskabartuban.com – Program kesehatan di Kabupaten Tuban dalam menangani pemberdayaan masyarakat terutama untuk menyelamatkan ibu dan anak dari kematian ternyata sudah menjadi percontohan bagi dinas kesehatan didaerah lain.

Terbukti, pada rabu (2/9/2015) hingga kamis (3/9/2015), Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban telah diundang Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur untuk berbagi inovasi terkait gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Hotel Novotel Ngagel Surabaya.

“Pada momen ini saya telah persentasi tentang program dinkes Tuban, yakni Klinci Ani dan Pustaka Ani.” Ungkap Kepala Dinkes Tuban, dr. Saiful Hadi.

Menurutnya, klinik cinta anak dan ibu (Klinci Ani) serta puskesmas tanggap kegawat daruratan anak dan ibu (pustaka Ani) merupakan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Terutama peran seorang bidan dan kader posyandu untuk menyelamatkan ibu dan anak dari kematian. Dengan melibatkan PKK dan forum madani, seperti organisasi masyarakat (ormas) fayatat NU, aisiyah Muhammadiyah dan tokoh masyarakat, maka program tersebut dapat berjalan.

“Semua elemen perlu dilibatkan, sebab bila tidak ada kerjasama maka program ini tidak berjalan secara maksimal. Sehingga, untuk menyukseskan program ini di dinkes Tuban sudah melakukan kerjasama dengan PKK, Fayatat, Aisiyah maupun tokoh masyarakat,” tutur pria alumni UNAIR Surabaya ini.

Saiful menambahkan, program ini diterapkan diwilayah Tuban, karena untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas terutama dalam mendeteksi dini resiko ibu hamil. Ini ditekankan supaya ibu hamil dan bayi mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat.

Namun, lanjut Saiful, program ini bisa berjalan asal ada komunikasi secara berjenjang. Baik mulai bidan sampai rujukan ke puskesmas tanggap kegawat daruratan anak dan ibu (pustaka Ani) maupun ke rumah sakit terdekat.

“Yang ikut menyampaikan pengalaman terbaiknya dalam workshop ini ada 7 kabupaten di jatim, salah satunya Tuban. Semoga kedepan adanya program ini kematian ibu dan bayi yang sudah rendah tetap dapat dipertahankan,”tutup kepala dinas yang juga mantan jurnalis cetak ini. (su/im)

/