kabartuban.com — Ribuan hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Plumpang dan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Sungai Avur yang tak tertampung di Waduk Jabung Ring Dyke (JRD). Waduk raksasa milik negara itu kini menuai sorotan lantaran tak berfungsi sebagaimana mestinya dan justru ditanami padi serta tambak secara ilegal.
Ironisnya, alih-alih menjadi solusi banjir, Waduk JRD yang dibangun sejak 2010 justru berubah fungsi dan menjadi petaka bagi petani di Kecamatan Widang dan Plumpang. Sudah bertahun-tahun petani mengeluhkan dampaknya, namun tak ada langkah konkret dari pemerintah.
Frustrasi dengan kondisi yang terus berulang, ratusan petani dari dua kecamatan Widang dan Plumpang akhirnya nekat menjebol tanggul waduk dengan menggunakan alat berat. Tindakan ini terpaksa diambil agar air dari Sungai Avur bisa masuk ke waduk dan tidak terus-menerus merendam lahan pertanian mereka.
“Ini murni karena lahan kami terdampak banjir. Waduk yang seharusnya menampung air, malah tidak berfungsi. Akhirnya kami harus ambil tindakan,” ujar Wahyudi, petani Widang, Senin (17/6/2025).
Menurut Wahyudi, persoalan utama ada pada pintu air Waduk JRD yang terlalu sempit sehingga tidak mampu mengalirkan debit air dari Sungai Avur ke dalam waduk. Akibatnya, air meluap dan membanjiri sawah-sawah petani yang berada di luar kawasan waduk.
Meski terpampang jelas papan larangan memanfaatkan tanah negara di sekitar kawasan waduk, kenyataannya di dalam area Waduk JRD justru banyak dijumpai tanaman padi dan kolam tambak. Penggarap-penggarap liar bahkan disebut masih aktif bertani, meski sebagian besar lahan tersebut sudah dibebaskan sejak 2011.
“Di dalam waduk itu yang ilegal justru bisa tanam. Sementara kami di luar, yang lahannya legal, malah tidak bisa tanam karena banjir. Ini kan lucu,” tutur Wahyudi.
Data yang dihimpun menyebutkan, setidaknya 609 hektare sawah di Kecamatan Plumpang terendam air. Sementara di Widang, luasan lahan yang gagal ditanami mencapai kurang lebih 1,700 hektare.
“Di Desa Banjar ada 120 hektare yang tak bisa ditanami. Di Desa Widang ada 80 hektare, dan di Desa Bunut hampir 90 persen sawah terendam,” papar Wahyudi.
Petani menyebut, kondisi tahun ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena tanggul JRD kini lebih tinggi dan kokoh, namun air tak bisa masuk akibat saluran pembuangan yang sempit.
Waduk Jabung Ring Dyke awalnya digadang-gadang sebagai proyek strategis untuk pengendalian banjir dan penyimpanan air di musim penghujan. Namun lebih dari satu dekade berlalu, waduk ini justru menjadi simbol kegagalan pengelolaan aset negara.
“Yang kami perjuangkan bukan soal siapa yang menggarap. Tapi fungsi waduk harusnya berjalan. Kalau air bisa masuk ke waduk, sawah kami bisa terselamatkan,” tegas Wahyudi.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki pintu air dan menertibkan pemanfaatan lahan dalam waduk agar fungsi pengendalian banjir dapat berjalan sebagaimana mestinya. Jika tidak, petani di Tuban akan terus jadi korban banjir tahunan yang seharusnya bisa dicegah.
Menanggapi kasus penjebolan di area pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Pelaksana Teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Feri, menyatakan bahwa petugas (OP) telah melaporkan kejadian tersebut kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BBWSBS. Selanjutnya, penanganan kasus akan diambil alih oleh PPNS.
“Ini dari teman OP sudah membuat laporan ke PPNS BBWSBS. Penanganannya selanjutnya akan ditangani langsung oleh mereka,” ujarnya Saat di konfirmasi melalui pesan watsap.
Lebih lanjut, Feri menegaskan bahwa pihak BBWSBS menyarankan agar tindakan serupa tidak diulangi karena termasuk pelanggaran hukum.
“Kalau saran dari BBWSBS, jangan diulangi lagi melakukan tindakan yang melanggar hukum dan merusak bangunan milik negara. Masyarakat mestinya bisa bersabar karena BBWSBS sedang berupaya mencari jalan keluarnya,” kata Feri.
Saat ditanya soal solusi jangka pendek, Feri mengatakan bahwa BBWSBS sedang menormalisasi waduk yang menghambat jalannya air itu.
“Solusi jangka pendek ya normalisasi di alur yg menghabat jalanya air dan sedang BBWSBS lalukan di titik tersebut,” jelasnya.
Sebagai langkah ke depan, Feri menyebut pihaknya telah mengusulkan anggaran untuk penyelesaian pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke pada tahun 2026.
“Semoga bisa disetujui oleh Kementerian PUPR, sehingga pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke dapat segera diselesaikan,” harapnya. (fah)