kabartuban.com – Kampus Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban digegerakan munculnya selebaran yang mengatasnamakan Mahasiswa Pro Regulasi. Dalam selebaran tersebut, tertulis kritik atas aksi mahasiswa Unirow beberapa waktu yang lalu, Selasa (4/8/2015).
Dalam selebaran tertanda “Mahasiswa Pro Regulasi”, tanpa ada nama penanggung jawab itu tertulis pernyataan sikap yang juga disertai sejumlah tuntutan. Diantaranya adalah tuntutan agar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unirow dibekukan, karena menganggap sikap yang diambil BEM sudah meresahkan mahasiswa.
Baca juga : Aksi mimbar bebas mahasiswa ajukan tuntutan
Secara lengkap dalam selebaran tersebut tertulis bahwa kisruh di dalam kampus Unirow terkait status nonaktif sudah tidak bisa ditoleransi. Apalagi kisruh ini semakin meluas lantaran sering ada aksi pengerahan massa yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unirow. Padahal, masalah-masalah itu bisa diselesaikan mediasi atau audiensi bersama pihak yang bertanggungjawab tidak harus dengan aksi pengerahan massa. Kalau aksi massa ini terus dilakukan oleh BEM, kita takut nama kampus akan jelek.
Tak hanya itu, aksi BEM yang kemarin mensweeping para mahasiswa yang melaksanakan ujian semester kurang etis. Apalagi dipaksa untuk bergabung, sehingga bukan solusi yang didapat malah opini jelek yang berkembang di masyarakat buat kampus kita.
Melihat tersebut, dengan keprihatinan melihat keadaan kampus. Maka kami “Mahasiswa Pro Regulasai” menuntut lima pilar. Pertama, BEM Unirow harus dibekukan, karena sudah meresahkan mahasiswa dengan aksi pengerahan massa selama ini. Aksi itu membuat suasana kampus tidak kondusif dan aksi tersebut semakin menimbulkan opini buruk buat kampus, dan bukan solusi yang didapat.
Kedua, PR 1 menggunakan kebijakan dan menggaransi proses perkuliahan untuk terus berjalan dengan baik. Ketiga, PR 3 menggunakan sikapnya untuk menenangkan mahasiswa, bahwa persoalan ini tidak harus aksi massa secara terus menerus.
Keempat, rektor secepatnya melengkapi persyaratan yang diminta Dikti, agar kampus cepat normal. Kelima, dosen Unirow tetap menjalankan tugasnya dengan memberikan perkuliahan sambil menunggu proses kampus normal.
Sementara itu, Presiden BEM Unirow Tuban, Muhammad Juremi saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengungkapkan, bahwa pihaknya telah mengetahui selebaran tersebut. Namun, siapa yang bertanggungjawab terhadap selebaran itu belum mengetahui.
”Siapa yang membuat selebaran itu kami belum mengetahui. Bisa juga selebaran tersebut hanya untuk adu domba antara mahasiswa,” tandasnya.
Tidak hanya itu, pada baris bawah selebaran tersebut bertuliskan, “Kita akan lawan siapa pun yang merusak nama baik kampus kami, walaupun kami harus dibenci oleh siapa pun. Keadilan harus tetap ditegakkan,” Pro Regulasi. (al/im)