kabartuban.com – Warga Kecamatan Bancar Tuban diresahkan oleh wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus mengancam, setelah pekan lalu seorang balita adal Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar meninggal dunia akibat terserang DBD.
Dari sejumlah informasi yang dihimpun wartawan media ini, kecemasan warga juga dipicu kepadatan penduduk setempat yang cukup tinggi dan penyebaran penyakit tersebut yang terus meningkat.
“Kemarin ada anak meninggal karena terserang DBD. Sebelumnya dirawat di puskesmas Tambakboyo selama 5 hari. Namun kondisinya tidak membaik, malah semakin parah. Apesnya, saat dirujuk ke rumah sakit nyawa anak tersebut sudah tidak bisa tertolong,” ungkap Jamali, Ketua RT 4 RW 02 Dusun Kradenan, Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Jumat (5/2/2016).
Paska kejadian tersebut, Jamali meminta agar lingkungan terdampak segera dilakukan fogging secara merata. Selain itu, pihak puskesmas juga diharapkan memberikan abate di setiap rumah. Hal ini perlu dilakukan guna mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.
Menurut Jamali, jika tidak dilakukan penanganan secara serius, maka dikhawatirkan akan memakan korban lagi. Sehingga, penanganan kuratif perlu dilakukan demi mencegah korban DBD yang semakin banyak.
“Kemarin pernah difogging, tapi tidak merata. Masyarakat kami juga minta agar setiap rumah diberi abate. Supaya genangan air seperti kamar mandi maupun air di bak tidak menjadi tempat bertelur oleh nyamuk-nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD,” ungkapnya.
Sementara itu, mengenai permintaan masyarakat yang mebutuhkan abate, Kepala Dinas Kesehatan Tuban belum bisa dikonfirmasi. Pada laporan terakhir hingga tanggal 27 Januari 2016, dinyatakan sudah terdapat 24 penderita DBD. Angka tesebut belum termasuk data dari rumah sakit Bojonegoro, dimana warga Tuban bagian selatan yang terjangkit DBD banyak yang dirujuk ke rumah sakit Bojonegoro. (su/im)