kabartuban.com – Minggu (22/4), Makam Sunan Bonang kebanjiran tamu dari berbagai daerah. Salah satu maestro Auliya’ di tanah Jawa ini tidak pernah pudar kewibawaannya meski secara dhohir tak lagi dapat dijumpai. Di bulan “Djumadil Ula” (Hijriyyah) ini peziarah tampak berbondong – bondong menyenandungkan do’a untuk Sang Wali sembari berharap berkah.
Pengamatan kabartuban.com menyebutkan, hampir sepanjang tahun kompleks pemakaman ini dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Hanya pada waktu – waktu tertentu terlihat sepi. Yono (31) salah seorang pemilik kios di kawasan parkir Wisata Sunan Bonang mengatakan, “Tetap ramai saja mas, di hari – hari biasa seperti ini. Namun akan lebih ramai lagi di hari libur sekolah dan memuncak sebelum ramadlan”.
Lebih lanjut Yono mengatakan, “Alhamdulillah, pendapatan buka kios di sini cukuplah. Meskipun belum bisa buat beli mobil baru”. “Kadang juga ada pengunjung dari negara tentangga, seperti Singapura, Malaysia, dsb. Repotnya kalau mereka nggak bisa berbahasa Indonesia”, Tambahnya.
Dari rombongan peziarah tampak karakter dan model orang yang berbeda – beda. Safitri (18) gadis cantik asal Bandung yang ditemui kabartuban.com mengatakan, “Kita senang mas, ikut berziarah seperti ini. Selain bisa mendapatkan berkah dari para wali. Itung – itung sambil berwisata, banyak pengalamannya”. Saat berdialog dengan kabartuban.com, Safitri sedang memilih dan memilah baju batik khas kota Tuban di area gang Sunan Bonang. Lebih lanjut Safitri mengatakan, “Batik – batik di Tuban ini kahas banget mas, kalau di Sunda ada juga sih sarung – sarung batik yang kiriman Tuban. Kami di sana menyebutnya sarung Tuban”.
Salah satu gang di Desa Kutorejo Kecamatan Kota Tuban itu tampak sesak oleh para pengunjung yang sedang bertamu ke Sunan Bonang. Di tengah – tengah gang, para pengemis berbaris rapi dengan wajah melas berharap sedekah dari para peziarah.
Ketika kabartuban.com menyambangi kantor pengelola makam, kabartuban.com tidak bisa mendapatkan konfirmasi dari pihak pengurus karena mereka tampak sibuk melayani para tamu Alloh tersebut.
Namun ketika salah satu pedagang di sana dihampiri oleh kabartuban.com, orang yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengatakan bahwa dalam minggu – minggu ini kalau dihitung – hitung bisa ribuan yang datang silih berganti. “Kalau pastinya berapa ya kurang tahu, pie carane ngitung mas (bagaimana caranya menghitung mas)”, tandasnya.
Banyak pihak mengatakan bahwa dengan adanya makam Sunan Bonang yang hampir tidak pernah sepi pengunjung ini, merupakan kesempatan bagi pihak PEMKAB untuk lebih serus menggarap dan mempromosikan Wisata di Kabupaten Tuban. (waf/iim)