Tangisan Bocah Ngalap Berkah di Haul Sunan Bonang

1435
Salah satu peserta khitanan massal mengerang kesakitan saat mau dikhitan oleh calak.

Kabartuban.com –  Sejak pukul 06.30 Wib, kamis (5/10/2017), halaman Masjid Astana di Kompleks Makam Sunan Bonang Kabupaten Tuban, dipadati puluhan anak-anak berbaju muslim warna putih. Mereka duduk berbaris dikursi plastik dibawah tenda yang disiapkan panitia.

Wajah para bocah itu tak tampak sumringah, Ada rasa ketakutan di raut wajah mereka yang sebentar lagi akan merasakan dikhitan (sunat). Bayangan tajamnya pisau sang mantri pun sempat seakan menyurutkan niat mereka untuk mengikuti sunatan massal yang rutin dilakukan oleh panitia Haul Sunan Bonang setiap tahunnya.

Beberapa anak sempat bermaksud lari dari tempat duduknya setelah mendengar jerit tangis temanya yang mengerang kesakitan saat dikhitan lebih dulu. Namun, dengan cekatan sang ayah yang duduk didekat bocah itu langsung menangkap lengannya. Bujuk rayuan pun keluar dari mulut sang Ayah ditelinga anaknya.

“Ayo nak, tidak sakit kok. Rasanya seperti di gigit semut, Semoga setelah dikhitan dapat meniru keteladanan Mbah Bonang (Sunan Bonang),” Bisik sang Ayah sambil mendudukkan anaknya dipangkuanya.

Sekilas sang anak tampak ragu. Tapi keraguan sang anak langsung dimanfaatkan sang calak (sebutan lain mantri sunat) untuk melakukan eksekusi. Secepat kilat pisau calak bergerak memotong bagian ujung kelamin anak itu.

Sontak bocah itu meringis kesakitan. Ia merasakan sesuatu yang perih dibagian kelaminnya. Sang anak pun menjerit dan tak mampu menahan tangis. Para orang tua kemudian kembali membujuk anak-anak mereka untuk meredakan tangisnya.

Sebagian orang tua, khitanan massal yang dilakukan di halaman masjid Astana ini tak lebih dari pengharapan sebuah berkah. Keyakinan mereka, dengan dikhitannya anak ditempat ini, sang anak bisa terbantu untuk meniru keteladanan Sunan Bonang yang dikenal kearifannya dalam menyebarkan agama Islam.

“Semoga setelah dikhitan, anak saya bisa arif meniru Mbah Sunan Bonang,” kata Wito  (40), salah satu orang tua.

Abdul Basyid, salah satu peserta sunatan massal yang baru kelas 5,  mengaku sakit saat di khitan,  dan ia merasa senang karena ingin mendapatkan barokah dari Waliyullah yang juga putra kandung dari Sunan Ampel ini. “Ngalap berkah dari Sunan Bonang mas” kata Basyid.

Hal senada juga dikatakan Rizal siswa kelas 5 SDN Sidomulyo 1 ini juga ingin mencari berkah dari mbah Sunan Bonang.

Dikonfirmasi terpisah, Panitia Haul Sunan Bonang, Abdul Muchit menyatakan, khitan masal ini diikuti 86 anak. Untuk tahun ini, yang ikut hanya dari lingkup Kabupaten Tuban saja.

“Haul yang ke 508 di ikuti 86 anak dalam kegiatan sunatan massal ini,” ujar pria yang akrab di panggil kaji Muchit ini.

Secara umum, mitos peserta yang mengikuti khitanan massal ini berasal dari keluarga kurang mampu sudah terbantahkan. Terbukti dengan banyaknya anak pengusaha yang ikut serta dalam sunatan massal karena berharap berkah dari Sunan Bonang.

“Banyak anak orang kaya yang ikut. Ini membuktikan jika peminat khitanan massal sekarang ini tidak hanya berasal dari keluarga kurang mampu,” tambahnya.

Untuk diketahui, khitanan massal ini adalah salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan peringatan Haul Sunan Bonang Tuban yang ke 508. Awalnya, khitanan massal ini digelar untuk membantu keluarga miskin yang tidak mampu megkhitankan anaknya. Tapi saat ini, banyak beberapa anak dari keluarga yang ekonominya mapan turut serta dalam acara tahunan ini. (Dur)

/