Tiga dari 100 Penduduk Tuban Pengangguran

515
industri kerajinan bisa menjadi alternatif solusi pengangguran (foto: csrsemengresik.com)

kabartuban.com – Tiga dari 100 penduduk Kabupaten Tuban adalah pengangguran. Koordinator Forum Indonesia untuk Trasparansi Anggaran (FITRA) Simpul Jaringan (Sijar) Jawa Timur, M. Dakelan, S.Pd, menyatakan hal itu, Kamis (3/4). Angka rata-rata pengangguran tersebut, kata Dakelan, memang belum seberapa besar bila dilihat dari sudut pandang statistik. Tetapi bukan berarti masalah pengangguran tidak menjadi masalah serius dan perlu mendapat perhatian serius di Bumi Ronggolawe ini. ” Data ini berdasar catatan statistik. Realitanya tentu lebih besar lagi, karena yang tercatat kan hanya penduduk yang bener-bener tidak punya penghasilan alias pengangguran terbuka, pengangguran temporal tidak masuk hitungan,” jelas Dakelan.

Dakelan sendiri memperkirakan angka pengangguran sebenarnya mencapai 30 persen dari total penduduk Tuban saat ini. Dia mendasarkan perkiraannya itu dari data jumlah angkatan kerja tercatat yang tidak sebanding dengan jumlah kesempatan kerja. Pada 2010 saja, jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak 668.365, sementara kesempatan kerja tercatat 631.234. artinya, sebanyak 37.131 angkatan kerja tidak tertampung dan ditetapkan sebagai pengangguran terbuka. ” Perlu dicatat pula, dari jumlah kesempatan kerja yang tersedia,  tidak seratus persen menyerap jumlah angkatan kerja yang ada. Dengan kata lain, lebih banyak kesempatan kerja itu diisi oleh angkatan kerja dari luar kabupaten Tuban,” tambah Dakelan.

Namun menurut Sekretaris Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Kependudukan, Transmigrasi dan Catatan Sipil (Dinsosnakerduktrans dan capil) Tuban, Mudjiono,  pengangguran di Tuban hanya mencapai 2,86 persen. Dibanding daerah lain di Jawa Timur, prosentase pengangguran Kabupaten Tuban belum seberapa besar. Mudjiono mengakui, kendati prosentasenya masih kecil, tidak menutup kemungkinan bakal menjadi masalah serius di tahun-tahun mendatang. Menurut catatannya sendiri, dalam lima tahun terakhir jumlah pengangguran terbuka mengalami peningkatan hampir 50 persen.

Jumlah pencari kerja yang tercatat, lanjut Mudjiono, sebanyak 2.450 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 924 orang telah mendapat pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. ” Terbanyak memang di sektor domestik,” tambah Mudjiono.

Mudjiono mengakui, faktor sumber daya manusia (SDM) menjadi masalah serius angkatan kerja di Tuban. Menurutnya, rata-rata pencari kerja kurang memiliki ketrampilan cukup untuk melayani kebutuhan pasar tenaga kerja yang tersedia, sehingga hanya sedikit dari jumlah pencari kerja yang mampu terserap sektor non domestik. Usaha untuk mengatasi kekurangan itu, kata Mudjiono, pihaknya terus melakukan berbagai usaha peningkatan skill melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan.

Bagi Tri Astutik, anggota Komisi C DPRD Tuban, seberapa besarpun angkanya, pengangguran tetap harus menjadi fokus perhatian Pemerintah setempat. Kesempatan kerja, kata politisi Partai Gerindra, bakal semakin tidak mampu mengikuti laju pertumbuhan angkatan kerja, mengingat pertumbuhan penduduk juga mengalami peningkatan lumayan besar lima tahun terakhir. Tetapi sebenarnya masalah pengangguran ini tidak menjadi masalah serius kalau saja kebijakan investasi tidak berorientasi pada padat modal, namun padat karya.

Tri Astutik menilai, sangat ironis apabila pertumbuhan sektor industri yang demikian pesat di Tuban, justru tidak mampu memberi peluang warga-nya untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, yang dapat mengangkat derajat kesejahteraannya. ” Di Tuban ini ada 459 perusahaan. Seharusnya angkatan kerja bisa terserap sehingga peningkatan jumlah pengangguran bisa ditekan,” kata Tri Astutik. (bek)

 

1 118 464

/