- kabartuban.com — Kabupaten Tuban diprediksi secara umum akan memasuki awal musim hujan pada awal bulan November 2024, yaitu pada dasarian I. Namun, rupanya terdapat tiga Kecamatan yang menjadi pengecualian lantaran diprediksi akan memasuki musim hujan lebih awal dari wilayah lain.
Tiga Kecamatan di Kabupaten Tuban yang akan lebih awal memasuki musim hujan adalah Kecamatan Senori, Kecamatan Parengan dan Kecamatan Soko. Musim hujan di wilayah tersebut diprediksi akan dimulai pada bulan Oktober 2024 dasarian III.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Zem Irianto Padama.
“Secara umum awal musim hujan untuk wilayah Kabupaten Tuban diprediksi pada November 2024 dasarian I, kecuali untuk Kecamatan Senori, Parengan dan Soko terjadi pada Oktober 2024 dasarian III,” papar Zem Irianto, Rabu (02/10/2024).
Ia juga menambahkan bahwa pada saat ini Kabupaten Tuban tengah memasuki masa peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.
“Saat ini kita memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan,” jelasnya lagi.
Berdasarkan yang disampaikan oleh Kepala BMKG Tuban, tiga Kecamatan yang memasuki musim hujan lebih awal tadi akan mengalami puncak musim hujan pada bulan November 2024. Kemudian, disusul oleh wilayah Kecamatan Bancar, Jatirogo, Kenduruan, Tambakboyo, Jenu, Merakurak, Kerek, Bangilan, Singgahan, Montong, Grabagan, Semanding dan Tuban yang akan mengalami puncak musim hujan pada bulan Desember 2024.
Selanjutnya pada bulan Januari 2025, puncak musim hujan akan dialami oleh wilayah Kecamatan Palang, Widang, Plumpang dan Rengel.
Bukan hanya Tuban, diketahui juga berdasarkan prakiraan musim yang telah dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Jawa Timur, memang pada bulan Oktober 2024 ini sebagian wilayah Jawa Timur telah memasuki masa peralihan.
“Pada masa peralihan ini, potensi hujan biasa terjadi pada sore atau malam hari dengan intensitas bervariasi mulai dari ringan, sedang hingga lebat dengan disertai petir dan angin kencang sesaat,” dikutip dari akun @infobmkgjuanda, Senin (30/09/2024).
Hal ini sejalan dengan pernyataan BMKG Jawa Timur yang juga mengatakan hal yang sama. (za)
