kabartuban.com – Kepala Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Santiko, menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf atas pernyataannya dalam dialog daring bersama Presiden RI, Prabowo Subianto, saat Grand Opening Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Pucangan beberapa waktu lalu.
Dalam keterangannya, Santiko mengakui telah terjadi kekeliruan saat menyebut pihak yang mendampingi pendirian koperasi. Ia sempat menyampaikan bahwa KDMP Pucangan didampingi oleh pihak selain Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, padahal faktanya, dukungan penuh sejak awal berasal dari PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat.
“Saya, Santiko, selaku Kepala Desa sekaligus Ketua Pengawas KDMP Pucangan, menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan pernyataan saya saat dialog dengan Bapak Presiden. Yang benar, koperasi ini berdiri berkat dukungan penuh dari Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat, bukan dari lembaga lain,” ujar Santiko, Selasa (23/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa pernyataan tersebut disampaikan secara spontan karena merasa gugup berbicara langsung dengan Presiden. Menurutnya, seharusnya Ketua KDMP yang memberikan keterangan saat itu.
“Terus terang saat itu saya sangat grogi, dan seharusnya bukan saya yang menyampaikan. Karena mendadak diminta berbicara, saya menyampaikan secara spontan dan lupa menyebut Pondok Pesantren Sunan Drajat,” imbuhnya.
Santiko berharap pihak Pondok Pesantren Sunan Drajat tetap bersedia menjalin kerja sama, mengingat sinergi tersebut sangat penting bagi keberlangsungan ekonomi warga.
“Saya memohon dengan rendah hati agar pihak Ponpes Sunan Drajat tetap berkenan menjalin kerja sama. Dukungan tersebut sangat dibutuhkan demi kelangsungan ekonomi warga desa kami,” ungkapnya.
Terkait kondisi koperasi pasca-pemutusan kerja sama, Santiko menyebut beberapa barang telah ditarik dari koperasi. Saat ini hanya tersisa beberapa komoditas seperti beras, minyak, dan rokok. Ia memastikan komunikasi dengan pihak Ponpes masih dilakukan untuk membahas kemungkinan melanjutkan kerja sama.
“Kita tetap ingin melanjutkan kerja sama dengan Sunan Drajat. Jika tidak memungkinkan, kami akan mempertimbangkan langkah lain. Namun, saat ini kami masih dalam tahap komunikasi,” terangnya.
Santiko juga menegaskan kembali komitmennya mendukung program-program Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam penguatan ekonomi desa melalui koperasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, turut menanggapi dinamika pengelolaan KDMP, termasuk pemutusan kontrak dan polemik internal.
Menurut Agus, kondisi tersebut merupakan bagian dari proses pendewasaan koperasi. Ia berharap ke depan tidak lagi terjadi miskomunikasi agar operasional koperasi berjalan lebih baik dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kami berharap di setiap kecamatan nantinya ada satu koperasi unggulan yang dapat menjadi contoh positif, sebagai ‘virus baik’ yang mampu memengaruhi KDMP lainnya di wilayah tersebut,” ujarnya.
Dinas juga mendorong percepatan pertumbuhan koperasi melalui kerja sama strategis dengan pihak ketiga, baik dari kalangan BUMN maupun swasta, guna mendukung keberlanjutan koperasi.
Meski saat ini dukungan dari BUMN dinilai belum maksimal, beberapa inisiatif dan penjajakan kerja sama telah terlihat. Sejumlah layanan dari BRI, BNI, dan Pos Indonesia disebut sudah mulai berjalan di beberapa koperasi.
“Untuk pembagian peran dan kolaborasi tentu harus melalui komunikasi yang intensif. Kami akan arahkan dan pandu, tapi kesiapan dari masing-masing koperasi adalah kuncinya,jangan sampai koprasi hadir sia-sia nggak ada manfaatnya, ” kata Agus.
Pihaknya berharap proses komunikasi yang sedang dibangun dapat segera tuntas, sehingga aktivitas koperasi kembali normal. Ia juga menilai nilai-nilai positif dari mitra seperti Pondok Pesantren Sunan Drajat tetap bisa diadopsi koperasi lain.
Dinas mencatat bahwa selain di Pucangan, koperasi yang mendapat sokongan dari pihak Sunan Drajat juga tersebar di Kecamatan Rengel, dan Palang. (fah)
