kabartuban.com- Rumah, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan paling aman bagi seorang anak, justru menjadi tempat penderitaan bagi seorang remaja perempuan berusia 15 tahun di Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Ia diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.
Kasus ini pertama kali terungkap setelah ibu korban, S (32), melaporkannya ke Polres Tuban pada awal Maret 2025. Hingga kini, pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
Berdasarkan keterangan ibu korban, perbuatan keji tersebut diduga telah berlangsung sejak 2024 dan terus berlanjut hingga memasuki Ramadan 2025. Selama periode itu, korban tinggal bersama ayahnya, sementara sang ibu bekerja di luar kota untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
“Terakhir terjadi saat awal puasa kemarin. Anak saya akhirnya bicara ke kakek dan neneknya karena sudah tak kuat menahan semuanya,” tutur S saat ditemui.
Mendengar pengakuan mengejutkan itu, keluarga langsung menghubungi sang ibu yang kemudian segera pulang dan melapor ke kepolisian pada Kamis, 6 Maret 2025. Namun, dua minggu setelah laporan masuk, pelaku menghilang dan diduga kuat melarikan diri.
“Saya terus mencoba menghubungi polisi, menanyakan perkembangan, tapi belum ada respons,” ungkap sang ibu dengan nada haru.
Korban kini mengalami trauma berat dan mengalami gangguan psikologis. Ia memilih mengurung diri dan belum siap untuk kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Saat ini, korban berada dalam pendampingan keluarga.
“Saya hanya ingin keadilan untuk anak saya. Semoga pelaku segera tertangkap dan dihukum setimpal,” ujar sang ibu dengan sesenggukan.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tuban, Ipda Febri Bachtiar Irawan, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia menegaskan bahwa tim masih bekerja untuk menemukan keberadaan pelaku.
“Pelaku masih dalam proses pengejaran,” tegasnya.
Lebih lanjut, Febri menambahkan bahwa pelaku saat ini belum tertangkap lantaran pelaku berhasil melarikan diri sebelum dibekuk aparat kepolisian.
“Saat ini masih terus kita kejar pelaku tersebut,” ungkap Febri dalam pesan singkat Whatsapp.
Kisah ini menjadi alarm keras bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi anak-anak di lingkungan sekitar, termasuk dalam keluarga. Kekerasan terhadap anak seringkali terjadi secara diam-diam dan butuh kepekaan semua pihak agar tidak terlambat ditangani. (fah)