kabartuban.com – sejumlah warga Desa Tluwe, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, melakukan aksi pemblokiran jalan poros desa pada Sabtu (03/05/2025). Mereka menuntut dihentikannya aktivitas truk pengangkut pasir silika yang dinilai merusak infrastruktur jalan dan mengganggu aktivitas harian masyarakat.
Aksi tersebut berlangsung di jalan menuju Dukuh Wonosari, sepanjang 2 kilometer, yang sebelumnya beraspal hotmix namun kini mengalami kerusakan parah hingga 80 persen. Jalan tersebut diketahui menjadi jalur utama bagi kendaraan tambang silika, yang melintas setiap hari.
“Jalan itu baru dibangun, yang dulunya mulus kini berubah jadi urugan pedel, penuh debu dan sangat mengganggu warga,” ucap Ketua BPD Tluwe, Suprayitno, saat ditemui di lokasi aksi.
Menurut Suprayitno, jalan alternatif poros desa seperti jalur Wadung–Tluwe–Cekalang sudah dicor beton, namun jalur ke arah Dukuh Wonosari justru menjadi langganan truk tambang. Ia menilai kerusakan jalan tak sebanding dengan kontribusi perusahaan tambang terhadap desa.
“Warga bukan menolak tambangnya, tapi kami minta jalur rusak ini tak lagi digunakan. Kalau terus dibiarkan, kemungkinan besar jalan ini tak akan lagi diperbaiki oleh PUPR karena akan rusak kembali,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa rusaknya jalan tersebut dengan lebar hanya 2,5 meter seringkali menyebabkan kecelakaan, bahkan truk tambang beberapa kali terprosok di jalan itu, selain Jalanya naik turun, samping jalan tersebut adalah sawah.
“Kemarin bank pelcit juga kejungkel karena lebar jalan hanya dua meter setengah serta jalan tersebut juga sudah rusak parah, kalau truk lewat situ jalan sudah full apalagi kalau truknya bawa muatan,” jelasnya.
Aksi pemblokiran ini melibatkan dari beberapa elemen masyarakat, mulai dari pemuda hingga tokoh masyarakat, dengan pengamanan dari pihak Babinkamtibmas, Babinsa, dan Satpol PP.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pengelola tambang maupun pemerintah desa terkait tuntutan warga. (fah)