kabartuban.com – Konflik antara Rusia dan Ukraina banyak menimbulkan dampak bagi banyak negara khususnya Indonesia. Perang tersebut memberikan dampak yang cukup serius kepada Indonesia seperti efek globalisasi.
Turunnya nilai tukar rupiah, penurunan pasar global, kehilangan pendapatan akibat turunnya ekspor, naiknya harga minyak terhadap APBN serta naiknya komoditas impor gandum merupakan beberapa dari banyaknya dampak yang diakibatkan oleh konflik antar dua negara tersebut.
Selain dampak terhadap perekonomian di Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina mungkin akan meningkatkan penularan Covid-19. Hal ini akan meningkatkan risiko sejumlah orang mengembangkan infeksi parah akibat virus Corona.
Selain risiko yang diakibatkan akan lonjakan kasus Covid-19, WHO juga menyoroti dan prihatin terhadap kondisi keadaan darurat kemanusiaan yang berlangsung di Ukraina.
Dikutip dari Times of India, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sebelum adanya konflik antara 2 negara tersebut, Ukraina telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini.
“Sebelum konflik, Ukraina telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini. Tingkat pengujian yang rendah sejak awal konflik berarti kemungkinan ada penularan signifikan yang tidak terdeteksi,” jelasnya.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa dengan cakupan vaksinasi yang rendah, mengakibatkan risiko sejumlah besar orang mengalami penyakit yang parah. Selain itu, Tedros juga melihat kekurangan oksigen yang kritis di Ukraina dapat berdampak pada sistem perawatan pasien Covid-19 dan kondisi kesehatan lainnya.
“Pergerakan populasi massal kemungkinan akan berkontribusi lebih jauh terhadap penularan COVID-19, berpotensi meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan di negara-negara tetangga,” beber Tedros.
Pada kesempatan yang sama, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Mike Ryan memperingatkan bahwa pergerakan populasi massal akibat konflik ini juga bisa memicu munculnya varian baru COVID-19.
Sementara itu, data sebaran Covid-19 di Indonesia per 4 Maret 2022 sebanyak 26.347 kasus baru dengan rata-rata 7 hari sebanyak 33.704 kasus. Sedangkan di Jawa Timur sendiri, per tanggal 5 Maret 2022 dengan kasus aktif sebanyak 21.021, sembuh sebanyak 499.540, dan meninggal sebanyak 30.643. (dil)