Wisata Sendang Gemuntur Mangkrak, Ketua Pokdarwis: Kami Dijadikan Kambing Hitam

kabartuban.com – Polemik mangkraknya Wisata Sendang Gemuntur (WSG) di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, terus memanas. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, Ikhsan, angkat bicara dan menolak tudingan bahwa pihaknya tak becus mengelola wisata tersebut.

Tudingan itu sebelumnya disampaikan langsung oleh Kepala Desa Senori, Syaiful Munir, yang menyebut Pokdarwis sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terbengkalainya wisata yang dibangun dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Indonesia (SIG) senilai ratusan juta rupiah.

“Kalau BUMDes-nya dulu jalan, tapi setelah diserahkan ke Pokdarwis malah mangkrak,” ujar Kades.

Namun Ikhsan menegaskan bahwa pihaknya sejak awal tidak memiliki keinginan untuk mengelola WSG. Ia mengaku hanya menerima mandat karena didesak oleh pihak desa dan BUMDes. Parahnya, hingga kini, Pokdarwis tak pernah menerima surat keputusan (SK) resmi kepengurusan dari pemerintah desa.

“Sudah saya minta berkali-kali, tapi SK itu tidak pernah dibuatkan. Lalu kenapa sekarang kami yang disalahkan?” ujar Ikhsan saat ditemui di kediamannya, Rabu (30/4/2025).

Ia juga menilai proyek WSG sejak awal memang tidak memiliki perencanaan yang matang, bahkan sempat mendapat penolakan dari sebagian warga. Menurutnya, jika tetap dipaksakan berjalan, justru akan menimbulkan kerugian yang lebih besar.

“Saya curiga ada upaya untuk menghambur-hamburkan dana dalam proyek wisata ini,” tambahnya.

Senada, Ketua BUMDes Senori, Abdul Ghoni, mengaku tidak mengetahui detail penggunaan dana CSR tersebut. Ia menjelaskan bahwa pencairan dilakukan dalam tiga tahap, dan dirinya hanya terlibat dalam tahap terakhir dengan nominal sekitar Rp90 juta.

“Pada tahap awal, belum terbentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga yang ada hanya Forum Masyarakat Kokoh (FMK). Selanjutnya, yang kedua ketua BUMDes saat itu masih dijabat oleh Ahmad Mabruri, bukan saya. kemudian kucuran Dana terakhir langsung disalurkan ke Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk pengembangan, seperti penyediaan sarana dan prasarana, sewa tanah, hingga pembangunan food court,” ungkap Ghoni.

Namun kini, Pokdarwis disebut tak mampu menghasilkan omzet yang cukup untuk menutup biaya sewa lahan, sementara warga pemilik tanah enggan memperpanjang kontrak. Akibatnya, wisata Sendang Gemuntur pun ditutup.

Di sisi lain, pihak PT Semen Indonesia masih belum memberikan keterangan resmi. Senior Manager of Communication & CSR PT SIG Pabrik Tuban, Dharma Sunyata, mengatakan akan mengevaluasi program-program yang tidak berkelanjutan.

“Itu program lama, saya masih akan mencari informasi lebih dalam sebelum memberikan pernyataan resmi,” ujarnya singkat. (fah)

Populer Minggu Ini

Gagal Beli Miras, Pria Asal Doromukti Mengamuk

kabartuban.com — Seorang pria berinisial A (40), warga Kelurahan...

Kebakaran Hanguskan Rumah Warga di Sidorejo, Kerugian Capai Rp27 Juta

kabartuban.com — Sebuah rumah milik Susilowati di Jalan Ngemplak,...

Masuk Daftar Kabupaten Termiskin di Jatim, Pemkab Tuban Tempuh Langkah Strategis

kabartuban.com - Upaya mengentaskan kemiskinan menjadi tantangan terbesar bagi...

Warga Sugio Meninggal Dunia Usai Tabrak Truk Parkir di Tuban

kabartuban.com – Seorang warga asal Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan,...

Cuaca Cerah di Tuban, Berbeda dengan Prediksi Umum Jawa Timur

kabartuban.com – Prediksi cuaca selama sepekan ke depan di...
spot_img

Artikel Terkait