Cuaca Ekstrem, Nelayan Tuban Pilih Sandarkan Perahu

3
Saat salah nelayan memilih memperbaiki atau mengecat ulang perahu, dari pada mengahdang cuaca buruk saat melaut.

kabartuban.com – Cuaca buruk yang menerjang perairan pantai utara Tuban selama sepekan, membuat ratusan nelayan tak berani melaut. mereka memilih menyandarkan perahu di dermaga sambil beraktifitas memperbaiki perahu yang rusak diterjang ombak, atau hanya sekedar mengecat ulang.

Kondisi ini, seperti terjadi pada nelayan di sepanjang pantai Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban. Sudah hampir sepekan ini, para nelayan setempat tidak melakukan aktivirtas mencari ikan.

“Khawatir mas, cuaca buruk akan membahayakan keselematan jiwa kita,” kata Marsam salah satu nelayan setempat (3/1/2020).

Kini aktivitas yang dilakukan hanya menunggu cuaca kembali normal, sambil mengisi waktu luang dengan menyibukkan diri memperbaiki perahu.

“Bersihkan tiram, mumpung lagi senggang musim baratan,” tambahnya.

Sejumlah nelayan mengaku, angin kencang disertai ombak besar setinggi tiga meter datang tidak pasti dan kerap berubah-ubah. Mereka menduga kondisi ini adalah pertanda awal, datangnya musim angin barat. Diperkirakan dapat berlangsung setidaknya hingga dua hingga tiga pekan ke depan.

Atas kondisi ini para nelayan mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap cuaca segera normal. Sehingga dapat beraktifitas mencari ikan sebagaimana hari biasa.

Sementara itu, siaran press dari BMKG Tuban dalam akun Instagram resminya mengungkapkan, potensi cuaca ektrem  masih akan terjadi dibeberapa wilayah Indonesia, dalam sepekan kedepan. Kondisi tersebut dipicu karena adanya fenomena atmsofer sklaa regional hingga lokal.

Seperti, aktifnya Monsun Asia yang menybabkan terjadinya peningkatan pasokan udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin dibeberapa wilayah.

Kemudian suhu permukaan laut disekitar perairan yang cukup hangat sehingga menenambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (equatprial rossby wave dan Kelvin wave) yang signifikan disekitar wilayah Indonesia.

Akibatnya, potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang. Masyarakat dihimabau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yabng dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem. (Dur/Rul)

/