kabartuban.com – Ratusan nelayan di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban, memilih tak melaut akibat gelombang tinggi yang melanda perairan utara Jawa dalam sepekan terakhir. Kondisi semakin memburuk sejak Sabtu (28/6/2025), memaksa nelayan menghentikan aktivitas demi keselamatan.
Arif, salah satu nelayan setempat, mengaku enggan mengambil risiko. Menurutnya, memaksakan diri melaut di tengah cuaca buruk justru berpotensi merugikan secara materiil dan membahayakan nyawa.
“Kalau tetap nekat berangkat, hasilnya bisa rugi. Selain itu, risikonya besar, bisa membahayakan nyawa,” ujarnya, Senin (30/6/2025).
Sambil menunggu cuaca kembali normal, para nelayan memanfaatkan waktu untuk memperbaiki perahu dan peralatan melaut. Arif sendiri mengisi hari-harinya dengan menyervis mesin kapal.
“Kami gunakan waktu ini untuk merawat kapal dan mesin. Jadi ketika cuaca sudah normal, kami bisa langsung melaut lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Kelas III Tuban, Muchamad Nur, menyampaikan bahwa prakiraan gelombang laut untuk wilayah perairan Tuban hari ini masih dalam kategori aman, berkisar antara 0,5 hingga 1,25 meter. Namun, potensi peningkatan gelombang hingga 2,5 meter bisa terjadi pada malam hari setelah pukul 22.00 WIB, terutama jika langit dominan berawan tebal.
“Untuk sepekan ke depan, tinggi gelombang masih diperkirakan dalam kategori rendah, yakni sekitar 0,5–1,0 meter,” terang Nur.
Meski demikian, perubahan cuaca ekstrem tetap harus diwaspadai, terutama jika terjadi pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat memicu hujan lebat dan angin kencang yang dapat menyebabkan peningkatan gelombang tinggi.
Nur mengimbau para nelayan agar tetap waspada saat melaut, selalu mengutamakan keselamatan, dan memastikan peralatan navigasi serta pelampung dalam kondisi siap pakai. (fah)