kabartuban.com – Banjir yang menggenangi sejumlah pemukiman warga di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo sudah surut di sebagian besar kawasan, Kamis (11/2/2016). Warga yang rumahnya sempat terendam air mulai membersihkan rumah.
Lima Kecamatan, yakni Kecamatan Parengan, Kecamatan Soko, Kecamatan Rengel, Kecamatan Plumpang dan Kecamatan Widang semuanya sudah surut. Hanya beberapa area persawahan dan lahan pertanian yang masih tergenang air.
Saefiyudin, selaku Kasi Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Tuban menjelaskan, setidaknya 35 desa yang tersebar di lima Kecamatan yang terdapat di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo, terkena dampak luapan sungai sejak Selasa, (9/2/2016) akibat intensitas hujan yang tinggi. Bahkan, anak sungai yang berada di Kecamatan Parengan, yakni sungai Kening juga ikut meluap hingga pemukiman penduduk dan menyebabkan dua desa terisolir.
“Diparengan sedikitnya 427 Kepala Keluarga terdampak, berada di 8 desa, ini terparah, meski desanya tidak terlalu banyak,” terang Saefiyudin.
Sementara itu desa paling banyak terendam berada di Kecamatan Rengel sebanyak 12 desa, Soko dan Parengan 8 desa, Widang 6 desa dan Plumpang 1 desa saja.
”Desa yang paling banyak terdampak banjir ada di Kecamatan Rengel, kita tahu karena Rengel ini posisinya memang sangat dekat dengan potensi banjir Bengawan Solo,” lanjut Saefiyudin.
Selain itu Saefiyudin juga menghimbau kepada warga di bantaran selalu mewaspadai potensi tersebut karena air bisa sewaktu-waktu datang.
“Kami akan selalu update informasi ke warga dan memberikan peringatan sedini mungkin, baik hujan lokal yang berpotensi banjir bandang maupun hujan di hulu Bengawan Solo yang berpotensi menimbulkan luapan sungai itu,” himbau Asep.
Sementara itu, Ketinggian Muka Air (TMA) Bengawan Solo di papan duga ketinggian masing-masing Karang Nongko Bojonegoro 24.92 pielschall atau dibawah Siaga Hijau (29.00), di Bojonegoro papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) 11.90 pielschall dan papan duga di Kecamatan Babat 7.47 pielschall. (im/riz)