Hari Down Syndrome Sedunia, Ini Tiga Hal yang Perlu Diketahui

kabartuban.com– Setiap tanggal 21 Maret akan di peringati sebagai hari Down Syndrome Sedunia atau World Down Syndrome Day (WDSD). Peringatan ini sudah dideklarasikan oleh PBB sejak tahun 2011 melalui sidang umum PBB tanggal 19 Desember 2011 yang dimana perayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia serta menciptakan suara dunia tentang hak, inklusi, dan kesejahteraan tentang Down Syndrom itu sendiri.

Setiap tahun akan ada berbagai kegiatan yang di adakan untuk merayakan WDSD oleh komunitas down sindrom di dunia untuk merayakan peringatan ini, biasanya setiap tahun akan mengusung tema yang berbeda-beda.

Pada tahun 2022, Hari Down Sindrom Sedunia mengusung tema yang merupakan sebuah pertanyaan “What Does Inclusion Mean?” yang diterjemahkan untuk memberikan pendapat masing-masing untuk menjawab apa itu arti atau makna inklusi. Prinsip dasar pengangkatan tema inklusi ini adalah untuk menyerukan “partisipasi penuh dan efektif serta inklusi orang-orang dengan Down Syndrome dalam lingkungan sosial”. Makna inklusi sendiri akan menjadi sangat personal bagi tiap orang.

Tema ini dirancang sebagai momen bagi komunitas Down Syndrome global untuk terhubung setiap tahun sehingga bisa saling sharing ide, pengalaman, maupun pengetahuan tentang Down Syndrome dan hal yang terpenting adalah memberdayakan satu sama lain untuk mengadvokasi atau menyuarakan hak yang sama bagi orang-orang Down Syndrom.

Adapun filosofi dari pemilihan tanggal 21 Maret tersebut yaitu Tanggal 21 di bulan ke-3 atau Maret berasal dari 3 copy kromosom yang ada pada kromosom ke-21 yang disebutkan dengan keunikan triplikasi (trisomi) 21 yang menjadi penyebab seseorang down syndrome.

Down Syndrome merupakan suatu kelainan atau kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan oleh abnormalitas kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Sebagai perbandingan, bayi normal dilahirkan dengan jumlah kromosom 46 sama dengan 23 pasang sedangkan bayi dengan down syndrom memiliki kelebihan sepasang kromosom 21 yang dimana kromosom 21 pada penderita down syndrom tidak membelah diri menjadi dua, melainkan berjumlah tiga atau trisomi.

Hal itu yang menjadi penyebab terjadinya keabnormalitasan atau kelainan pada perkembangan fisik dan mental anak yang mengalami down syndrome. Down sindrom bisa terjadi kepada semua orang, baik perempuan maupun laki-laki.

Kelainan Down Syndrome ini pertama kali dikenal oleh Dr.John Longdon Haydon Down yang merupakan dokter dari Inggris pada tahun 1866. Kelainan ini pertama kali ditemukan oleh Seguin dalam tahun 1844, lalu dokter Down pada tahun 1866 menindaklanjuti pemahaman kelainan yang dikemukakan oleh Seguin melalui penelitian karena ciri-cirinya yang unik.

Penderita down syndrome memiliki ciri-ciri yang berbeda dari orang-orang pada umumnya yang dimana penderita Down Syndrom memiliki penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala, telinga dan bentuk badan yang relatif lebih kecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid.

Dilansir dari halodoc.com, orang dengan Down Sindrom memiliki peningkatan risiko gangguan kesehatan seperti cacat jantung kongenital, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukemia pada masa kanak-kanak, dan kondisi tiroid.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya Down Syndrome, beberapa diantaranya yaitu:

  • Kehamilan di usia tua yang dimana risiko terjadinya Down Syndrome meningkat di usia ibu hamil 35 tahun keatas.
  • Faktor genetik
  • Bayi sebelumnya mengidap down syndrome, ini juga merupakan hal yang mempengaruhi bayi selanjutnya akan mengidap down syndrome pula.

Down Syndrome bukanlah sebuah penyakit karena itu tidak bisa diobati. Namun kesadaran orang tua merupakan hal yang penting untuk memberikan penanganan ataupun perhatian lebih.

Anak-anak yang mengidap down sindrom sebenarnya sama dengan anak-anak lainnya hanya saja perkembangan mereka sedikit bergantung dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Sehingga diperlukan dukungan untuk mendorong mengembangkan keterampilan sosial yang penting agar anak-anak yang mengidap Down Syndrome bisa dengan mudah masuk ke dalam lingkungan sosial.

Dilansir dari siloamhospitals.com, ada beberapa mitos dan fakta mengenai down syndrome ini yaitu: Pertama, mitosnya Down Syndrome merupakan penyakit langka padahal faktanya kelainan ini cukup sering terjadi yang dimana di Indonesia sendiri kurang lebih ada 1 dari 1.000 bayi mengalami kelainan kromosom ini. Kedua, orang yang mengidap Down Syndrome tidak bisa memiliki keturunan faktanya orang yang mengidap Down Syndrome masih bisa memiliki keturunan meskipun sulit karena tingkat kesuburan yang kurang.(Nat).

Populer Minggu Ini

Paslon RAFI Adakan Konsolidasi dengan Para Pendukungnya

kabartuban.com - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tuban,...

Seorang Nelayan Tuban Hilang di Laut Saat Akan Pasang Lampu Rumpun

kabartuban.com – Jalil (60), seorang nelayan asal Bulu Jowo,...

Formasi Satpol PP Jatim Kosong: Belum Ada Pendaftar, BKD Tunggu Keputusan Pusat

kabartuban.com – Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur menginformasikan...

Risma Mundur dari Jabatannya, Muhadjir Effendy Jadi Plt. Menteri Sosial

kabartuban.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menanggapi pengunduran...

Prakiraan Cuaca Tuban, Sabtu 7 September 2024

kabartuban.com -- Berdasarkan Prakiraan Cuaca yang dirilis oleh Badan...
spot_img

Artikel Terkait