kabartuban.com – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat di berbagai daerah mulai mempersiapkan berbagai kebutuhan, mulai dari hidangan hingga pakaian baru. Namun, ada fenomena unik yang terjadi di Pegadaian Cabang Tuban. Jika biasanya masyarakat berbondong-bondong menggadaikan barang berharganya, terutama emas, untuk memenuhi kebutuhan lebaran, kali ini justru banyak yang menebus kembali emas yang telah digadaikan sebelumnya.
Marketing Supervisor Pegadaian Cabang Tuban, Abrian, mengungkapkan bahwa tren ini sudah menjadi pola tahunan menjelang hari raya, terutama para nasabah yang menggadaikan barang yang berupa perhiasan emas.
“Menjelang hari raya, masyarakat justru ramai menebus barang yang sebelumnya digadaikan, terutama emas. Mereka ingin menggunakannya saat lebaran,” ujarnya.
Menurut Abrian, rata-rata masyarakat Tuban menggadaikan emas dengan nilai sekitar Rp10 juta. Puncak masyarakat menggadaikan barang berharganya biasanya terjadi pada awal tahun, terutama Januari hingga Februari, menjelang bulan Ramadan.
“Tingginya angka penggadaian terjadi di awal tahun. Namun, menjelang lebaran, kebanyakan masyarakat sudah menebus kembali barang mereka,” tambahnya.
Salah satu nasabah, Siti, warga Tuban, mengaku sedang menebus perhiasan emasnya yang sebelumnya digadaikan.
“Saya menggadaikan emas pada awal tahun, dan sekarang saya tebus kembali untuk dipakai saat lebaran,” katanya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa emas masih menjadi aset berharga bagi masyarakat, tidak hanya sebagai investasi tetapi juga sebagai simbol kemewahan yang ingin dikenakan di momen spesial seperti Idul Fitri. (fah)