Kabartuban.com – Program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Tuban ternyata tak hanya bicara soal menu bergizi, tapi juga menyisakan persoalan baru sampah dapur. Dari sisa bahan makanan hingga plastik kemasan, semua butuh pengelolaan yang tepat agar tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH-P) Tuban, Arwin Mustofa, mengatakan bahwa pengelolaan sampah pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap penghasilnya, termasuk SPPG.
“Prinsipnya, pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya. Kalau memang tidak bisa dilakukan sendiri, bisa bekerja sama dengan pengelola sampah yang ada,” jelas Arwin, Selasa (8/10/2025).
Menurutnya, SPPG bisa menggandeng TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) atau mengelola sampahnya secara mandiri. Beberapa desa bahkan telah memanfaatkan sisa makanan dapur SPPG sebagai pakan ternak.
“Kalau sudah dipilah dan tinggal residunya, baru nanti akan diambil oleh dinas,” tambahnya.
Namun hingga kini, DLH-P belum memiliki data pasti terkait volume sampah dari setiap SPPG. Hal itu karena dinas tidak memiliki kewenangan langsung dalam pengawasan di tingkat unit layanan tersebut.
“Sejauh ini pengelolaan masih ditangani pengelola sampah desa, dan belum ada permintaan khusus dari pihak SPPG untuk diangkut dinas,” ujarnya.
Ke depan, pihak DLH-P berencana melakukan sosialisasi rutin kepada seluruh SPPG agar sistem pengelolaan sampah lebih terarah. SPPG yang berlokasi dekat dengan TPS3R akan diarahkan untuk bekerja sama dengan pengelola setempat, sedangkan yang jauh bisa mengelola secara mandiri.
“Di desa, sisa makanan bisa jadi pakan ternak. Tapi di wilayah kota yang tidak punya lahan atau ternak, kami sarankan bekerja sama dengan TPS3R. Nanti residunya baru diambil oleh dinas,” kata Arwin.
Sementara itu, Fahmi, salah satu petugas kebersihan di SPPG Tuban, mengungkapkan bahwa sistem pengelolaan sampah di lapangan selama ini berjalan sederhana namun efektif.
“Kalau sisa makanan dibawa pulang warga atau karyawan untuk pakan ternak. Sedangkan plastik dan sampah lain biasanya kami serahkan ke DLH atau bayar tukang sampah buat diangkut ke TPA,” ujarnya.
Langkah sederhana ini menjadi cerminan bahwa pengelolaan sampah dapur tak selalu rumit. Dengan kesadaran bersama, sisa makanan pun bisa berubah fungsi dari limbah menjadi manfaat. (fah)