kabartuban.com – Jelang pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Tuban terpilih, H Fatkhul Huda dan Ir Noor Nahar Hussein (Huda-Noor) pada Senin, 20 Juni 2016 besok di Gedung Grahadi Surabaya. Musibah banjir menimpa 4 kecamatan di Kabupaten Tuban. Keempat kecamatan tersebut masing-masing adalah Kecamatan Kenduruan, Jatirogo, Bangilan dan Singgahan.
Dalam keterangan tertulis, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menjelaskan, hujan deras yang terjadi sore hingga petang pada 18 Juni kemarin, membuat sungai kening tidak dapat menampung debet air yang terlalu tinggi, sehingga meluap ke pemukiman warga.
“Banjir terjadi karena meluapnya sungai kening dan beberapa sungai disekitarnya,” terang Joko Ludiono, selaku Plt Kepala BPBD Kabupaten Tuban kepada kabartuban.com, Minggu (19/06/2016).
Akibat meluapnya sungai kening, rumah warga di beberapa dusun di Desa Sokongrejeng, Kecamatan Kenduran terendam banjir, diantaranya di Dusun Kajar terdapat 50 Kepala Keluarga (KK), Dusun Mendulur 15 KK, Dusun Mukti 3 KK, Dusun Sidorejo 65 KK dan Dusun Ngacar 10 KK.
“Sekitar 40 warga berupaya mengungsi ke daerah lebih tinggi dan 11 warga mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terdampak banjir,” ujar Joko.
Tidak hanya merendam pemukiman warga di Kecamatan Kenduruan, banjir juga merendam 4 Desa di Kecamatan Jatirogo. Keempat desa tersebut masing-masing Desa Wotsogo, Karangtengah, Kebonharjo dan Paseyan.
Joko menambahkan, guna membantu korban banjir di dua kecamatan itu, BPBD Tuban telah memberikan bantuan selimut sebanyak 600 pcs, 70 makanan siap saji, 70 makanan tambahan gizi, 70 lauk pauk, 8 tenda dan 2 karung beras.
“Banjir yang melanda Kecamatan Kenduruan dan Jatirogo tidak ada korban jiwa. Kerugian masih dalam tahap validasi oleh tim BPBD,” jelasnya.
Banjir akibat luapan sungai kening juga melanda dua desa di Kecamatan Bangilan, yakni Desa Sidodadi dan Kedungjambangan. Selain merendam rumah warga dan merusak fasilitas umum, banjir juga menyebabkan satu orang warga bernama Sujinah (70) asal Desa Kedungjambangan meninggal dunia.
Ruminah (60) adik korban meninggal dunia mengaku kakaknya sebelum meninggal dalam keadaan sehat. Saat banjir terjadi, ia dan kakaknya hendak mengungsi ke rumah keponakanya yang masih satu desa. Namun, saat mengungsi tiba-tiba korban mengeluh pusing, tak lama kemudian korban menghembuskan nafas terakhir.
“Awalnya sehat, ketika saya bangunkan masih bisa berjalan sambil bawa selimut. Tetapi, sampai di rumah keponakan tiba-tiba mengeluh kepalanya pusing dan badanya gemetar,” terang Ruminah saat ditemui di kediaman kakaknya.
Sementara itu, luapan sungai kening juga merendam belasan rumah warga di Desa Magersari, Kecamatan Singgahan. Banjir yang terjadi di Desa Magersari, Kecamatan Singgahan hanya mengganggu aktivitas warga dan tidak menimbulkan kerusakan fasilitas um maupun korban jiwa.
“Kami menggalang dana untuk membantu warga sekitar, karena BPBD belum mengirimkan bantuan,” jelas Irsadul warga setempat. (su/riz)