Jelang Ramadan, Harga Bunga Tabur Alami Kenaikkan

12
Nana (30) penjual bunga tabur di Jl. Pramuka, Tuban.

kabartuban.com – Bulan Ruwah merupakan bulan yang identik dengan semua orang-orang melakukan Nyekar atau ziarah kubur dan mendoakan sanak atau keluarga yang meninggal dunia. Tidak hanya itu, tradisi Ruwahan merupakan tradisi mengirimkan doa kepada arwah para leluhur. Karenanya, bulan Ruwah sering juga disebut bulan Arwah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Sholahuddin Al Aiyub mengatakan tradisi ziarah kubur merupakan perilaku yang dianjurkan Rasulullah SAW. Begitu juga tradisi nyekar yang menurutnya diajurkan, terlebih kebiasaan ini berakar pada kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berterima kasih kepada orang-orang yang dinilai berjasa besar bagi seseorang atau orang banyak.

Nana (30) salah satu penjual perkakas ziarah seperti bunga tabur dan peralatan lainnya yang bertempat di Jl. Pramuka, Tuban tersebut mengatakan bahwa pada Bulan Nifsu Sya’ban ini bertepatan dengan tradisi sedekah bumi, sehingga lanjut Nana, bunga yang dijualnya pun ramai pembeli.

“Kalau bulan nifsu syaban nggak mesti rame, semua tergantung orangnya juga. Cuma karena kemaren bebarengan dengan sedekah bumi ya jadi lumayan,” tutur ibu satu anak ini, Sabtu (19/3/2022).

Lanjut Nana, ia menjelaskan bahwa ramainya pembeli di lapaknya adalah ketika akan menjelang hari puasa.

“Ramainya pembeli ya pas menjelang hari puasa atau H-3 orang-orang sibuk buat nyekar. Kalau pas sepi bisa dapat untung 200 ribu, kalau ramai ya lebih dari itu,” terangnya.

Wanita yang sudah menjual bunga selama 10 tahun ini menjelaskan, harga bunga yang dijualnya dibanderol Rp30.000 per kilonya. Hal ini lantaran tidak adanya supply dari supplier pengirim bunga yang biasa ia beli, serta banyaknya peminat bunga tabur membuat dirinya menaikkan harga bunga tabur yang ia jual. (hin/dil)

/